Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan hotel-hotel milik perusahaan pelat merah dalam satu wadah holding hotel BUMN. Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN Iswandi Said mengatakan peluncuran rebranding holding hotel BUMN diharapkan dapat terealisasi pada kuartal kedua tahun ini.
Iswandi mengatakan holding hotel BUMN sendiri telah terbentuk pada akhir tahun lalu yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian komitmen jual beli saham serta perjanjian komitmen jual beli aset antara anak usaha PT Wijaya Karya (Persero), Wika Realty, dengan masing-masing anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero), PT Aero Wisata; anak usaha Pertamina, PT Patra Jasa; dan PT Hotel Indonesia Natour (Persero) menandatangani perjanjian komitmen jual beli saham serta perjanjian komitmen jual beli aset Wika Realty dengan PT Pegadaian.
“Kesepakatan (holding hotel) sudah terjadi pada 29 Desember kemarin, sudah tandatangan,” ujar Iswandi
Iswandi menjelaskan holding hotel BUMN terdiri atas dua bentuk holding yakni holding ownership oleh Wika Realty yang memiliki fokus dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur hotel dan holding operatorship yang oleh HIN yang berfokus pada operasional hotel.
HIN, ucap Iswandi, menunjuk anak usaha yakni Hotel Indonesia Group (HIG) sebagai operator holding operatorship. Sementara HIN akan menaruh fokus ke dalam holding pariwisata bersama Garuda Indonesia, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, AirNav, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, Sarinah, dan ITDC.
“HIG sudah terbentuk, artinya sduah beroperasi, namun hotel-hotel yang bergabung secara bertahap akan dioperasikan,” lanjut Iswandi.
Iswandi menyebut HIG saat ini telah mengoperasikan sekitar 20 hotel milik BUMN. Sementara hotel lainnya akan bergabung setelah proses penggabungan aset kepada Wika Realty rampung pada April atau Mei mendatang. Nantinya, kata Iswandi, HIG akan mengelola 106 hotel BUMN yang menjadi anggota holding hotel BUMN sebagai jaringan hotel Indonesia.
“Resminya HIG sudah mengoperasikan hotel-hotelnya HIN dan, hotel-hotel yang sudah masuk dalam holding hotel BUMN,” ungkap Iswandi.
Iswandi menjelaskan pembentukan holding hotel BUMN merupakan langkah antisipasi dalam menghadapi situasi pascapandemi. Iswandi menilai industri hotel BUMN harus memiliki kontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui sektor perhotelan.
“Kita harus optimistis setelah pandemi jangan sampai hotel kita lama bangkitnya,” ucap Iswandi.
HIG sebagai operator holding hotel BUMN, kata Iswandi, juga tengah melakukan transformasi dengan digitalisasi pelayanan, mulai dari informasi hingga sistem pemesanan. Sementara HIN, sambung Iswandi, akan bahu-membahu dalam holding pariwisata yang dipimpin PT Survei Udara Penas terkait sistem layanan pariwisata yang terintegrasi.
Sumber Republika, edit koranbumn