Divestasi tol Pandaan-Malang oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. masih menunggu seluruh pekerjaan konstruksi tuntas. Sedangkan divestasi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi masih terus tarik ulur terkait besaran saham yang diinginkan calon investor.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto mengatakan bahwa proses valuasi dari tol Pandaan-Malang sudah tuntas, tetapi proses divestasinya masih harus menunggu selesainya pekerjaan konstruksi.
“Yang tol Pandaan-Malang, itu karena belum selesai [konstruksi], tapi sebenarnya valuasinya sudah siap. Kalau konstruksi di seksi 5 sudah selesai baru dilepas. Kita boleh mengalihkan [konsesi] di perjanjian PPJT-nya kalau obyek sudah selesai. Yang sudah selesai itu sampai Karanglo, sedangkan kalau sampai Kedung Kandang itu belum kelar,” katanya kepada Bisnis, Jumat (13/3/2020).
Lebih lanjut, Seksi 5 sepanjang 3,1 kilometer itu ditargetkan tuntas pada Juni 2020 atau paling lambat pada kuartal 3. Adapun, pembangunan Tol Pandaan-Malang dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) yang sahamnya dimiliki PT Jasa Marga sebesar 60 persen, PT Pembangunan Perumahan (Persero) sebesar 35 persen dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebesar 5 persen. Total investasi tol tersebut diketahui mencapai Rp5,9 triliun.
Sedangkan, proses divestasi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi masih tertahan pada keinginan calon ivestor yang menginginkan porsi saham mencapai 25 persen atau lebih besar dari yang dimiliki PT PP yakni 15 persen. Walhasil, Agus mengaku pihaknya tangah berkomunikasi dengan pemegang konsesi lainnya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui PT Waskita Toll Road untuk melepas kekurangan saham tersebut.
“Investor menghendaki masuk minimal di 25 persen, tapi yang kita punya hanya 15 persen, jadinya kekunci di sana. Kita sedang cari partner, Waskita ini lagi kita rayu,” katanya.
Kendati tidak menyebut detail siapa calon investor yang dimaksud, tetapi Agus memastikan tol sepanjang 61 kilometer ini sudah diminati beberapa investor. Dua di antaranya adalah Astra Infra, anak usaha PT Astra Internasional Tbk., dan BPJS Ketenagakerjaan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn