Proses pemulihan ekonomi saat ini sedang berlangsung. Oleh karena itu, pelaku usaha di semua sektor diharapkan bisa memanfaatkan momentum ini untuk bisa tumbuh dengan baik, industri asuransi.
CEO BRI Insurance Fankar Umran menyampaikan, potensi pengembangan pasar asuransi umum masih sangat besar.
Menurutnya, momentum pemulihan ekonomi ini memang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan penetrasi pasar asuransi.
Dia menyebut, kolaborasi menjadi kunci utama bagi industri asuransi umum untuk meningkatkan penetrasi pasar.
āUntuk menjangkau pasar lebih luas, pilihan terbaik adalah kolaborasi. Kolaborasi harus diperkuat baik dalam ekosistem asuransi maupun dengan ekosistem bisnis lainnya. Kolaborasi adalah wujud dari berbagi bisnis sekaligus berbagi risiko.ā ujar Fankar dalam keterangan resminya, Jumat (8/4).
Dia menjelaskan, angka penetrasi dan densitas asuransi umum saat ini masih tergolong rendah. Penetrasi asuransi pada tahun 2021 baru mencapai 0,47%, sedangkan angka densitas asuransi sekitar Rp 1,82 juta. Hal ini menunjukkan bahwa white space bisnis asuransi umum masih terbuka lebar.
Selain itu, lanjutnya, perubahan perilaku konsumenĀ dan meningkatnya risk awareness pada masyarakat juga merupakan momentumĀ memperluas pasar sehingga industri asuransi berkembang dari waktu ke waktu dan dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Fankar mengatakan, perusahaan asuransi dapat melakukan penetrasi secara masif dan efektif dengan berbagai skema. Pertama adalah D2C (direct to customers) yaitu membuat aplikasi untuk kalangan digital native. Namun, karena model pertama memiliki keterbatasan, maka perlu model kedua yaitu B2B (business to business) atau kerjasama dengan institusi yang memiliki kanal supply chain yang memadai.
Selanjutnya, bisa menerapkan model B2B2C atauĀ business to business to customers.Ā model ini memungkinkan menjangkau customer lebih luas yaitu potensi customer yang merupakan bagian dari supply chain perusahaan atau institusi. Dengan model bisnis B2B2C customer dapat dijangkau baik secara konvensional maupun secara digital.
Fankar juga menegaskan bahwa pelaku industri asuransi juga perlu memiliki produk yang fit yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui produk yang customize, produk yang Adaptive, Affordable, dan Accessible (Triple A).
āJadi marketnya sangat luas, tetapi menjangkaunya tidak mudah, maka harus kolaborasiā ujarnya.
Fankar sekaligus juga mengapreasiasi berbagai program relaksasi yang sudah diberikan OJK kepada pelaku industri asuransi yang sangat membantu dalam melewati tantangan selama masa pandemi Covid-19.
Sumber Kontan, edit koranbumn