Pupuk Kaltim terus berupaya menyiapkan SDM yang andal, melalui keterampilan mumpuni untuk mampu berkembang secara mandiri. Dorongan itu kembali direalisasikan Pupuk Kaltim dengan melatih 30 nelayan binaan dari wilayah pesisir Bontang, untuk memiliki kemampuan servis mesin dongfeng dan ketinting dalam menunjang aktivitas melaut. Para peserta pelatihan berasal dari berbagai wilayah, diantaranya Gusung, Loktuan, Malahing, Tihi-tihi, Tanjung Limau, Bontang Kuala dan Selangan. Pelatihan dilaksanakan selama delapan hari, mulai 31 Agustus hingga 7 September 2018, bekerjasama dengan Himpunan Pembudidaya Perikanan dan Kelautan (HPPK) Bontang Kuala.
Pelatihan ini difokuskan menambah pengetahuan dan keterampilan, sekaligus menjadi nilai tambah bagi nelayan, agar tidak lagi mengeluarkan biaya tambahan jika menemui kendala kerusakan mesin saat melaut. “Bekal keterampilan ini akan membantu nelayan dalam mengatasi kerusakan mesin saat di laut maupun di darat. Nanti tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk perbaiki mesin kapal karena sudah bisa perbaiki sendiri,” ujar Ketua Pelaksana Pelatihan Irma Safni.
Disamping itu, pelatihan servis mesin dongfeng dan ketinting juga salah satu komitmen Pupuk Kaltim untuk memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri dengan cakupan yang lebih luas. Tindaklanjut pembinaan pada sektor maritim seperti halnya budidaya, serta peluang kelautan lain yang selama ini dilaksanakan. “Melalui pelatihan ini, peserta juga didorong untuk lebih mandiri dan mampu berwirausaha, seperti mendirikan bengkel mesin kapal di wilayah masing-masing,” papar Superintendent Bina Lingkungan dan Kemitraan Departemen CSR Pupuk Kaltim Udiyanto, saat membuka pelatihan.
Hal itu juga bukan tanpa sebab, melihat kondisi saat ini banyak nelayan di Bontang yang memiliki kapal atau perahu, namun tidak ditunjang kemampuan yang bersifat teknis, terutama keterampilan memperbaiki mesin kapal. Peluang ini yang diharap bisa ditangkap nelayan binaan Pupuk Kaltim, sebagai pengembangan sektor usaha untuk menunjang perekonomian. “Sejauh ini, kami melihat warga pesisir sudah cukup baik dalam hal penangkapan dan budidaya. Sementara untuk servis atau maintenance mesin kapal tidak memiliki kemampuan yang mumpuni. Padahal itu peluang yang bisa dikembangkan,” tambah Udiyanto.
Sementara Kepala Bidang Budidaya dan Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang Syamsu Wardi, menyebut pelatihan ini sangat nyata membantu masyarakat nelayan, khususnya dalam menekan biaya perawatan mesin kapal, juga menjadi peluang bagi nelayan untuk membuka jasa servis mesin di kawasan pesisir masing-masing. Dirinya pun menekankan para peserta untuk serius mengikuti materi agar bisa diterapkan dengan baik, serta mampu menjadi binaan yang lebih mandiri berbekal keterampilan yang diberikan selama pelatihan. “Sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada Pupuk Kaltim yang telah memberikan pelatihan ini. Sebab pelatihan ini sangat langka dan jarang, hanya Pupuk Kaltim yang rutin menggelar bagi nelayan binaan,” ucap dia.
Guna mengukur keberhasilan pembinaan yang dilakukan, Syamsu Wardi pun mengajak Pupuk Kaltim untuk meningkatkan evaluasi pasca pelatihan, agar penerapan di lapangan bisa diketahui dengan baik, serta sejauh mana manfaat yang dirasakan masyarakat. “Jika berdampak signifikan dalam meningkatkan SDM dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah berharap kegiatan seperti ini bisa terus ditingkatkan ke depannya. Jika sebaliknya, Pemerintah juga siap melakukan evaluasi bersama Pupuk Kaltim,” terang Syamsu Wardi.
Selama delapan hari, para peserta mengikuti 56 jam pelatihan, dengan instruktur dari Lembaga Pelatihan Kerja Putra Mandiri Samarinda. Dijelaskan Sunardi selaku instruktur, selama pelatihan para peserta diberikan teori sebesar 20% dan praktik 80%. Hal itu sekaligus mengukur tingkat penerimaan materi dengan evaluasi langsung setiap harinya, agar pelatihan mencapai sasaran sesuai target yang diharapkan. Beberapa materi diantaranya pengenalan keselamatan kerja, pengetahuan alat perkakas dan alat ukur, dasar-dasar mesin diesel 4 langkah, serta perawatan dan ganggung mesin. “Semua berjalan lancar dan peserta antusias dari pagi sampai sore setiap hari,” kata Sunardi saat penutupan pelatihan pada 7 September 2018.
Menurut dia, sejumlah aspek yang dinilai selama pelatihan diantaranya knowledge dan skill. Dari seluruh peserta, rata-rata sudah memiliki kemampuan memperbaiki mesin dongfeng dan ketinting dengan baik dan benar. Namun jika dikalkulasi secara persentase, hanya 75% yang sangat memahami seluruh materi dengan sempurna. “Namun hal itu bukan kendala, saya harap para peserta bisa saling sharing dan belajar dari temannya yang lebih paham detil. Jadi pembelajaran tidak berhenti sampai disini saja, tapi dilanjutkan di wilayah masing-masing,” imbau Sunardi.
Abdul Kadir, salah satu peserta dari Bontang Kuala mengaku pelatihan ini merupakan hal yang sangat ditunggu dirinya, termasuk nelayan lain yang ikut pelatihan. Sebab dia menyadari jika kamampuan untuk perbaikan mesin kapal secara mandiri, menjadi suatu keharusan yang wajib dipahami nelayan. Apalagi saat menemui kendala, nelayan dapat memperbaiki langsung mesin kapal agar tidak menghambat aktivitas melaut. “Kami sangat antusias dengan pelatihan ini, dari awal tidak paham sama sekali, kini kami bisa memperbaiki mesin dengan baik. Yang pasti, keterampilan ini jadi bekal yang akan terus kami kembangkan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan Pupuk Kaltim,” papar Kadir.
Sumber Situs Web Pupuk Kaltim