Transformasi Digital adalah suatu keniscayaan yang harus Mitratel jalankan seiring terbentuknya masyarakat digital sejalan dengan teknologi mobile broadband yang semakin masif pertumbuhannya dan memperkuat ekonomi digital Indonesia. Hal ini dapat tercipta berkat dukungan infrastruktur digital yang disediakan perusahaan infrastruktur digital (Digital InfraCo). PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, misalnya, memacu pembangunan infrastruktur digital, seperti mengakuisi menara telekomunikasi dan kabel serat optik (fiber optic) di tahun 2022 serta mengembangkan layanan bernilai tambah yang menyokong infrastruktur digital nasional.
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel, mengatakan ketersediaan menara telekomunikasi dan infrastruktur digital pendukung tower ini memperkuat konektivitas yang disediakan operator seluler yang berdampak positif terhadap digitalisasi di seluruh sektor. “Mitratel optimistis pengembangan infrastruktur digital yang digencarkan Mitratel semakin mempercepat transformasi digital dan memudahkan publik mengakses platform digital,” ujar Teddy, sapan akrab Theodorus, di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Mitratel memiliki portofolio yang lengkap sebagai perusahaan penyedia layanan infrastruktur digital, yaitu penyewaan menara (tower leasing) dan bisnis lain dalam ekosistem menara (Tower Related Business). “Portofolio Tower Leasing terus menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan, didorong oleh pendapatan tenant dan kolokasi,” ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Tower Leasing per Maret 2023 mencatatkan pendapatan senilai Rp1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8% dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.
Adapun portofolio bisnis lain terkait menara diantaranya adalah layanan fiberisasi ke tower (Fiber to The Tower), Managed Service dan Project solution. Selain itu Mitratel juga sedang menginisiasi bisnis Power to The Tower, Edge Infra Solution dan Active Equipment Services. Selama periode kuartal pertama tahun 2023, portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) mencatatkan porsi pendapatan sebesar 6% di periode tersebut. Selain itu dari segmen jaringan fiber optic berkontribusi terhadap porsi pendapatan sebesar 2%. Saat ini Mitratel telah berhasil mengakselerasi kepemilikan jaringan fiber hingga 26 ribu Km sebagai hasil ekspansi organik maupun inorganik.
Power To The Tower dan Edge Infra Solution merupakan inisiatif bisnis baru yang sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan baru perusahaan. Komersialisasi layanan kami akselerasi selaras dengan program pengembangan layanan jaringan seluler dari MNO. “Seluruh portofolio kami ini memperkuat kapasitas Mitratel untuk menyediakan infrastruktur digital yang handal dan teruji dalam membelikan layanan terbaik (service excellence) kepada pelanggan kami yaitu para operator seluler,” tutur Teddy.
Model bisnis Power to The Tower ini adalah penyediaan sumber energi baik di site-site on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN).
Dampak tersedianya infrastruktur digital, semisal ketersediaan menara telekomunikasi dan fiberisasi, adalah terjadinya akselerasi digitalisasi yang memudahkan publik mengadopsi solusi digital termutakhir sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas, produktivitas ekonomi nasional. “Dalam hal ini Mitratrel akan berupaya untuk selalu memberikan kontribusi maksimal untuk pengembangan transformasi digital di Indonesia,” tutup Teddy.
Sumber Mitratel