PT PLN (Persero) menyalurkan tambahan daya listrik sebesar 80 megavolt ampere (MVA) untuk PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penambahan daya tersebut dilakukan guna memenuhi kebutuhan listrik yang andal untuk untuk mendukung operasional fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) milik HNI.
Tak hanya di Sulsel, PLN juga siap memenuhi kebutuhan listrik yang andal bagi seluruh industri smelter di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Hingga Juni 2021, kapasitas listrik terpasang di Pulau Sulawesi sebesar 5,6 gigawatt (GW).
“PLN sangat siap untuk melayani kebutuhan listrik bagi investor di tiga provinsi, khususnya bagi industri smelter,” ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda melalui keterangan tertulis, Sabtu (28/8/2021).
Huda menjelaskan, kesiapan PLN dalam suplai listrik ke smelter juga didukung dengan infrastruktur kelistrikan yang andal. Khusus di Bantaeng, PLN telah membangun Gardu Induk 150 kV Bantaeng Smelter pada Maret 2020.
Gardu induk dengan nilai investasi Rp20,1 miliar tersebut merupakan lanjutan pembangunan gardu induk yang telah ada sebelumnya.
“Dalam Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, khususnya Gardu Induk 150 kV Bantaeng Smelter, PLN senantiasa mendukung peningkatan produksi dalam Negeri. Gardu Induk 150 kV Bantaeng Smelter berhasil merealisasikan tingkat komponen dalam negeri mencapai 62,88 persen,” katanya.
Kesiapan PLN juga telah didukung oleh sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dengan total daya mampu mencapai 2.365 megawatt (MW). Sistem itu memiliki beban puncak sebesar 1.763 MW, sehingga memiliki reserve margin atau cadangan daya sebesar 602 MW.
Sementara itu, Direktur PT Huadi Nickel Alloy Indonesia Jos Stefan Hideky menyampaikan terima kasih atas layanan, serta pasokan listrik yang diberikan PLN. Jos berharap, PLN akan terus mengakomodir kebutuhan listrik bagi para investor di Sulawesi Selatan.
“Terima kasih kepada PLN atas tambahan listrik sebesar 80 MVA. Semua ini bisa tercapai berkat dukungan dan suplai listrik dari PLN,” tutur Jos.
PT HNI sendiri merupakan perusahaan yang berfokus pada industri pengolahan dan pemurnian mineral nikel. Sebelumnya, PT HNI telah dipasok daya existing sebesar 40 MVA pada 2018.
Seiring dengan pertumbuhan usahanya, PLN telah memenuhi kebutuhan listrik di PT HNI dengan total 120 MVA, dan akan kembali menyalurkan 90 MVA pada Oktober 2021.
Sumber Bisnis, edit koranbumn