Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN mencatatkan pertumbuhan signifikan di triwulan III 2022. Laba bersih Himbara Q3 2022 tumbuh 80,7% YoY dari Rp47,6 triliun menjadi Rp85,9 triliun. Kontribusi laba bersih Himbara mencapai 55% dari total laba BUMN sebesar Rp155 triliun.
Pendapatan dari fee based income Himbara naik 4,9% YoY dari Rp66,5 triliun menjadi Rp69,7 triliun. Hal ini menunjukkan Himbara mampu melakukan diversifikasi pendapatan dari core revenue interest income yang menjadi salah satu fondasi bagi sustainability growth. Kualitas kredit Himbara juga mampu dipertahankan di posisi yang aman, terbukti dari LaR Coverage rata-rata 38% dan NPL Coverage rata-rata 242%.
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Himbara pun menunjukkan angka yang sangat baik. Terbukti dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Himbara dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro yang tumbuh sebesar 5,7% YoY dari Rp3.309 triliun menjadi Rp3.499 triliun.
“Alhamdulillah, strategi yang dijalankan berupa pemetaan bank-bank pemerintah, terutama dalam mendorong keuangan inklusif dan UMKM, telah memberikan hasil yang maksimal. Saya berterima kasih kepada seluruh komisaris, direksi, dan karyawan bank Himbara karena mampu menjalankan dan menjaga transformasi di sektor perbankan dan keuangan sehingga Himbara bisa menjadi kekuatan dalam menopang perekonomian nasional,” ucap Menteri BUMN, Erick Thohir.
Di sisi makro, peran BUMN sebagai pemegang sepertiga perekonomian nasional tampak dari kontribusi positifnya terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Kontribusi yang dimaksud bersumber dari pertumbuhan loans dan juga kontribusi dividen serta pajak Himbara.
Total loans Himbara tumbuh 9,48% YoY, meningkat dari tahun sebelumnya 7,01% (2021) dan 1,06% (2020). Pertumbuhan loans Himbara ini berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Contohnya saja pada tahun 2020, ketika loans Himbara hanya tumbuh 1,06%, maka ekonomi nasional minus 2,07%. Di sisi lain, pada tahun 2021 ketika loans Himbara tumbuh 7,01%, maka ekonomi nasional tumbuh 3,69%. Terakhir, pada Q3 tahun 2022, ketika loans Himbara tumbuh 9,48%, ekonomi nasional tumbuh 5,72%.
Kontribusi dividen dan pajak Himbara kepada negara pun meningkat signifikan, yakni tumbuh 19,3% yoy dari Rp53,6 Triliun pada Q3 2021 menjadi Rp64 Triliun pada Q3 2022. Kontribusi dividen Himbara kepada negara mencapai Rp24,6 Triliun atau 61,8% dari total dividen yang dibayarkan BUMN sebesar Rp39,7 triliun pada Tahun Anggaran 2022.
“Saya selalu mengingatkan, bahwa BUMN harus sehat agar punya program yang dapat mendorong ekonomi kerakyatan seperti UMKM. Tak hanya itu, dengan pemetaan fokus bank-bank negara maka akan terbangun pula ekosistem yang bisa saling membantu dan perluas jaringan sehingga UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia karena mampu menjadi penggerak pembukaan lapangan kerja terus maju dan berkembang,” tambahnya.
Himbara terus melakukan perbaikan layanan untuk menunjang kenyamanan transaksi nasabah. Dimana saat ini, terjadi perubahan pola transaksi perbankan di masyarakat ke platform digital. Adapun jumlah transaksi Himbara dengan platform digital meningkat 392% dari 615 juta transaksi pada 2019 menjadi 3,03 miliar transaksi pada Q3 2022. Berkaitan dengan hal ini, Himbara terus melakukan penguatan layanan pada platform digital untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan bertransaksi.
Selain berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, Kementerian BUMN terus berkomitmen mewujudkan inklusi keuangan Indonesia melalui keagenan Himbara yang pada triwulan III 2022 tumbuh sebesar 17,6% dari 784 ribu menjadi 923 ribu. Sistem keagenan Himbara meningkatkan inklusi keuangan dengan layanan tanpa kantor yang menyasar masyarakat unbankable di seluruh pelosok negeri. Dengan adanya keagenan Himbara, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses layanan keuangan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
“Bagaimana BRI itu agen-agennya sampai ke daerah-daerah perbatasan, yang sulit dijangkau oleh transportasi, apalagi pesawat. Jumlah agen himbara naik dari tahun lalu, dari 784 ribu sekarang sudah sampai 923 ribu. Kalau dari transaksinya juga naik, dari 809 juta transaksi menjadi 933 juta transaksi. Kemudian dari DPK nya juga naik dari 26 triliun menjadi 32 triliun,” kata Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, MK Roziqin pada acara Media Briefing Peran BUMN Untuk Indonesia di Jakarta, hari ini (15/12).
Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Supari yang juga hadir dalam acara tersebut menjelaskan, peran yang dijalankan BRI tak lepas dari visi Perseroan untuk tidak hanya menciptakan economic value, tetapi juga social value.
“Kami menempatkan UMKM di posisi tertinggi di business model BRI. Oleh karena itu, visi BRI itu jelas, disamping create economic value, kita ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia, maka kita juga menempatkan social value ke visi BRI, yaitu Champion of Financial Inclusion. Inklusi disikapi BRI sebagai ukuran kemakmuran masyarakat Indonesia. Maka, BRI dengan infrastruktur yang sangat besar dan tersebar ingin menjangkau mereka,” tambah Supari.
Kehadiran Himbara juga dinilai memberikan jawaban atas persoalan yang selama ini menghambat para pelaku UMKM, baik dari aspek permodalan, peningkatan kapasitas, dan akses pasar, khususnya menghadapi berbagai tekanan krisis akibat pandemic Covid-19, kenaikan harga minyak dunia dan perang Rusia – Ukraina.
Peningkatan porsi pembiayaan kepada UMKM mampu berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja yang diharapkan membantu peningkatan ketahanan sosial ekonomi bagi masyarakat bawah.
“Kita mengukur penciptaan lapangan kerja ini. Himbara pada tahun ini mampu menciptakan 52,87 juta lapangan kerja dari berbagai program, terutama terkait yang menyasar UMKM. Karena UMKM ini langsung berdampak kepada ketahanan sosial di masyarakat paling bawah dan langsung berdampak kepada usaha kecil dan menengah, dimana disitu akan ada multiplier effect,” tutur Roziqin.
“Program PNM, yaitu program Mekaar dan Ulam, menciptakan 13,5 juta tenaga kerja, pegadaian menciptakan 4,41 juta, BRI 32,1 juta, Mandiri 1,55 juta, BNI 1,25 juta, dan BTN 6,32 ribu tenaga kerja. Ini poin-poin dimana penciptaan kinerja Himbara terhadap UMKM ini kemudian membantu peningkatan ketahanan sosial ekonomi bagi masyarakat bawah,” tambahnya.
Sejalan dengan ambisi menjadi salah satu pusat keuangan syariah dunia, Menteri BUMN Erick Thohir pun mengambil inisiatif mendorong merger 3 Bank Syariah Himbara menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada Februari tahun lalu yang menciptakan Bank Syariah terbesar di Tanah Air dengan synergy value yang positif. Erick memastikan BSI hadir untuk memperkuat ekosistem syariah di Indonesia agar kita tidak hanya menjadi penikmat produk-produk industri halal tetapi juga menjadi sentra produksi untuk pengembangan produk lokal.
“Konsolidasi bank syariah Himbara dalam BSI akan memperkuat ekosistem perbankan syariah, dan juga memperluas pasar dan jangkauan keuangan syariah di pentas perekonomian nasional. Kita juga bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja nantinya,” ungkap Erick Thohir.
Kepercayaan masyarakat kepada BSI pun terus meningkat. Dengan lebih dari 1.200 kantor cabang di seluruh Indonesia. Hal ini tercermin dari lonjakan pertumbuhan customer dan volume bisnis yang mendukung pertumbuhan laba yang konsisten, yakni tumbuh di kisaran 40% selama 2 tahun berturut-turut serta mencapai rasio profitability baik ROE dan ROA yang jauh meningkat dibandingkan bank legacy.
“Banyak hal yang sudah dilakukan BSI dalam memperkuat kolaborasi untuk akselerasi ekonomi syariah yang berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian pun tidak sedikit. Kini tugas berikutnya, bagaimana fokus mengembangkan industri halal nasional sehingga mampu memainkan peran utama dalam pentas global dan mendorong inklusi bisnis serta keuangan syariah agar kian maju dan profesional,” pungkas Erick.