PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI menyerap sejumlah lini hasil produksi domestik mulai dari produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga petani dan peternak untuk kemudian disalurkan untuk memenuhi pasokan pangan.
Direktur Utama PPI Fasika Khaerul Zaman menuturkan sepanjang tahun ini perseroan terlibat dalam berbagai program pemerintah terkait perekonomian dan sosial masyarakat, termasuk penanganan pandemi Covid-19.
Salah satunya, PPI bekerja sama dengan Dinas Sosial dalam memenuhi pasokan produk BPNT. Perseroan mengambil sumber pasokan pangan dari UMKM terpilih di seluruh cabang PPI seperti Banjarmasin, Pangkalpinang, Surakarta, Yogyakarta, dan Semarang. Program BPNT ini pun sudah diterapkan melalui aplikasi e-Warong.
“Dalam hal ini PPI termasuk dalam kriteria pemasok yang dapat diandalkan untuk menyediakan produk bahan pangan yang secara konsisten berkualitas dengan harga yang kompetitif kepada E-Warong,” tutur Fasika dalam keterangan resminya, seperti dikutip Bisnis, Kamis (29/10/2020)
Kemudian, dalam rangka menjaga ketahanan pangan, PPI mengambil benih padi dari penangkar-penangkar benih petani mandiri yang juga merupakan UMKM dan menyalurkannya ke outlet-outlet pertanian PPI.
Sebelumnya, perseroan juga menjalankan penugasan dari pemerintah untuk menyiapkan kebutuhan gula yang melonjak dan diiringi kenaikan harga menjelang Lebaran hingga Pasca Lebaran, sebagai antisipasi terjadinya kekurangan stok gula.
Lewat operasi pasar, perseroan memasarkan gula sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp12.500/kg, ketika saat itu harga gula diketahui berkisar Rp19.000/kg. Adapun, operasi Pasar dilakukan baik secara tatap muka dengan pembeli dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, maupun secara daring.
Fasika menuturkan, fungsi ekonomi kemasyarakatan lainnya yang dilakukan PPI membantu untuk menyerap hasil ternak ayam dari para peternak mandiri di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pasalnya, pandemi ini menyebabkan terjadinya dinamika perubahan terhadap permintaan di pasar.
“Pandemi mempengaruhi harga livebird di peternak, serapan pasar yang turun, namun harga pakan dan DOC relatif naik. Hal lain juga adalah masih terbatasnya infrastruktur penyimpanan atau cold storage dalam mengantisipasi kondisi yang terjadi, yang disisi lain tentunya akan menambah biaya penyimpanan,” jelas dia.
Ke depan, perseroan juga bakal menampung dan memasarkan hasil panen sawit dan tanaman sela jagung milik petani Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Trans Agro Lestari Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Riau.
“Kita terus amati perkembangan UMKM, dan mendukung produk yang dihasilkan dengan memberikan inovasi-inovasi agar meningkatkan nilai ekonomi produk tersebut, hasil produksinya kita ambil sebagai sumber suplai dalam negeri maupun untuk program utama kami dalam percepatan ekspor ke mancanegara,” pungkasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn