Dalam upaya mendorong penyaluran pembiayaan ke pelaku UMKM, khususnya pengusaha E-Katalog, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengadakan kolaborasi dengan Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN). AKEN adalah mitra strategis BSI karena AKEN adalah asosiasi para pengusaha E-Katalog yang memiliki banyak anggota.
Menurut Direktur Retail Banking Harry Gusti Utama kolaborasi ini juga merupakan langkah BSI untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Gusti mengatakan kerja sama dengan Asosiasi Katalog Elektronik Nasional akan mempercepat pertumbuhan pembiayaan Project Financing secara berkualitas. Pembiayaan Project Financing sendiri adalah produk pembiayaan yang diberikan oleh BSI atas pekerjaan yang diperoleh dari E-Katalog.
“Kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen BSI dalam membangun jejaring yang lebih kuat. Selain itu, BSI bisa menjadi alternatif pembiayaan dan mereka akan lebih mudah mendapatkan fasilitas perbankan syariah yang disediakan oleh BSI,” kata Gusti.
Dengan kerjasama ini baik AKEN maupun anggota memperoleh benefit yang diberikan oleh BSI antara lain kemudahan syarat dalam pengajuan pembiayaan, akses untuk memperoleh produk perbankan lainnya, hingga dukungan BSI pada acara-acara yang diselenggarakan AKEN.
“Prospek bisnis di sektor pengadaan barang melalui E-Katalog untuk tahun mendatang cukup baik. Oleh karena itu bekerjasama dengan AKEN diyakini akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak.” ujarnya.
BSI sendiri membukukan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal II 2024. Per Juni 2024, laba bersih BSI mencapai Rp3,4 triliun, tumbuh 20,28% secara tahunan, menjadikan perseroan menorehkan pertumbuhan tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia. Capaian kinerja tersebut antara lain buah dari konsistensi manajemen menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan UMKM baik dari sisi dana maupun pembiayaan.
Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05%, sementara komposisi pembiayaan 71,73% berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik. Likuiditas BSI bertumbuh juga seiring pertambahan nasabah yang per posisi Juni 2024 telah mencapai 20,46 juta. Solidnya likuiditas menopang kinerja pembiayaan BSI yang juga tumbuh di atas rerata industri perbankan nasional dengan kualitas yang terjaga. Per Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai Rp257,39 triliun, tumbuh 15,99% yoy dengan NPF yang turun ke level 1,99% (gross) jauh membaik dibanding Juni 2023 sebesar 2,31%.
Kinerja pembiayaan ditopang oleh pembiayaan segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM yang mencapai Rp184,61 triliun. Segmen wholesale mengomposisi 28,27% dengan outstanding Rp72,77 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer dan UMKM memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pembiayaan BSI.