Direktur Operasi dan Komersial PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) Putut Sri Muljanto mengatakan saat ini tengah menyiapkan insentif untuk jasa bongkar muat di sejumlah pelabuhan. Putut menuturkan salah satunya insentif tarif jasa bongkar muat akan dilakukan di Pelabuhan Benoa, Bali.
“Insentif ini untuk mendukung potensi peningkatan ekonomi khususnya di wilayah Bali dan sekitarnya,” kata Putut dalam pernyataan tertulisnya, Senin (2/3).
Dia menjelaskan hal tersebut dilakukan juga untuk mendorong peningkatan ekonomi melalui pariwisata seperti Bali dengan memberikan sejumlah insentif dan kelonggaran alur logistik. Putut mengharapkan hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku bisnis agar bisa mengefisienkan waktu.
Putut menegaskan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan pariwisata di Bali. “Dengan minimnya lalu lalang kendaraan besar di jalan raya, maka niscaya para wisatawan akan semakin aman dan nyaman untuk menikmati wisata di Bali,” jelas Putut.
Dia menilai alternatif moda transportasi barang melalui jalur laut di Pelabuhan Benoa seakan menjadi angin segar bagi para pengusaha ekspor, khususnya pelaku UMKM di Bali. Terlebih, kata Putut, saat ini pihak pelayaran yakni PT Meratus Line juga akan meningkatkan trafik mereka dari Bali ke Surabaya dengan menyiapkan dua kapal dan akan melayani rute tersebut tiga hari sekali.
Sementara itu, Trade Director PT Meratus Line Budi Muljono Rachman mengatakan kepastian jadwal sangat dinantikan para pelaku bisnis di Bali. Sebab, kata Budi, sebelumnya ekspor lewat laut hanya diadakan satu kali dalam sepekan.
Hanya saja saat ini menurut Budi pemilik barang dapat secara regular setiap tiga hari sekali mengirim barang. “Tentunya dengan kenyamanan ini pemilik barang memiliki banyak alternatif moda transportasi,” tutur Budi.
Terlebih, saat ini Pelindo III sudah berkomitmen untuk mendukung kemajuan pariwisata di Bali melalui mega proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang akan selesai pada 2023. Proyek tersebut dibuat untuk mendukung pariwisata maritim.
Untuk mendukung rencana tersebut, Pelindo III bersama Pemerintah Provinisi Bali, Bea Cukai, DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali, dan PT Meratus Line pada 28 Februari 2020 menandatangani nota kesepakatan tentang Pemberian Insentif Jasa Kepelabuhanan Produk Ekspor dari Bali. Hal terdebut dilakukan untuk Peningkatan Aktifitas dan Efisiensi Logistik Angkutan Laut guna menunjang sektor pariwisata dan perdagangan.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan tujuan dari nota kesepakatan tersebut untuk meningkatkan efisiensi sistem logistik dan daya saing angkutan laut. Selain itu juga menata lalu lintas peti kemas yang sebelumnya melalui jalur darat agar mulai menggunakan jalur laut.
Koster mengatakan dengan beralihnya komoditi ekspor melalui jalur laut, maka diharapkan dapat mengurangi beban dan jalan nasional. Selain itu juga dapatmengurangi risiko kecelakaan, dan meningkatkan kenyamanan dan keamanan wisatawan di Bali.
Koster menambahkan tersedianya kapal peti kemas yang sandar dan mengangkut komoditi ekspor di Pelabuhan Benoa Bali yang melalui laut akan memberikan dampak positif kepada Bali. “Di antaranya menekan sistem dan biaya logistik serta mengurangi risiko kerusakan jalan darat dampak dari arus pengiriman barang lewat darat,” ungkap Koster.
Selain itu, Koster menilai dengan kemudahan ekspor barang melalui Pelabuhan Benoa, dapat mengurangi beban biaya logistik serta menekan potensi kerusakan jalan nasional di wilayah Bali. Koster menuturkan hal tersebut juga akan mendorong para pelaku industri kerajinan dan kreatif Bali untuk semakin memperluas jangkauannya di luar negeri.
Melalui rencana pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub, Pelindo III sudah menyiapkan zona peti kemas khusus yang nantinya akan mampu mengakomodir kebutuhan bongkar muat. Hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan logistik di Bali dan membebaskan dari lalu lintas peti kemas melalui jalur darat.
Sumber Republika, edit koranbumn