Bank Mandiri bersama dengan Bank BJB dan Bank Sulselbar menegaskan komitmennya untuk mendorong percepatan hilirisasi mineral dalam negeri. Hal ini diwujudkan lewat penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi atas Fasilitas Term Loan kepada PT Ceria Metalindo Prima (CMP) yang merupakan bagian dari PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Grup dengan nilai total pembiayaan sebesar USD 277,69 juta atau sekitar Rp 3,98 triliun (Kurs Rp 14.368,3 per dollar AS).
Kredit sindikasi ini disalurkan untuk membangun proyek smelter pengolahan bijih nikel laterit Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang terdiri dari sebuah pabrik Rotary Kiln Electric Funance (RKEF1) dan infrastruktur pendukung operasional RKEF1 di Lapaopao, Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan tenor hingga 9 tahun. Adapun, dalam perjanjian tersebut Bank Mandiri bertindak sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunner.
Komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi oleh Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah K. Indriati bersama Plt Direktur Utama Bank Sulselbar H. Yulis Suandi, SEVP Bisnis Bank BJB Beny Riswandi dan Direktur PT CMP Derian Sakmiwata yang disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif serta Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi beserta Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar di Kantor Pusat Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (6/4).
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, kerjasama ini diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah bagi industri di dalam negeri, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. “Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi hari ini terasa sangat spesial karena menjadi tonggak sejarah bukan hanya bagi Ceria Nugraha Indotama (CNI) Group namun juga bagi Bank Mandiri,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Kamis (7/4).
Kesepakatan pembiayan tersebut juga menjadi bukti komitmen Bank Mandiri dalam mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN). CNI dan Bank Mandiri merancang skema pembiayaan secara project finance, yang juga merupakan project pembiayaan dimana Bank Mandiri menjadi Structuring dan Coordinating Bank.
Pembiayaan kepada CMP ini berfokus pada pembangunan pabrik smelter ferro nickel, yang nantinya diharapkan akan mempermudah akses produksi dan distribusi olahan nikel baik dari maupun kepada masyarakat Indonesia secara umum.
“Kami berharap dengan pembiayaan fasilitas Term Loan ini, dapat membantu Indonesia untuk memainkan peran sentral dalam dinamika pasar nikel bagi pengembangan industri lokal nikel berikut turunannya serta mendukung program pemerintah terkait percepatan hilirisasi untuk memberikan nilai tambah pada komoditas mineral Indonesia,” pungkasnya.