PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perubahan nama PT Bank BRI Syariah Tbk. mulai pekan depan atau 1 Februari 2021.Perubahan nama sejalan dengan merger bank tersebut dengan dua bank syariah lainnya.
Berdasarkan pengumuman BEI, Jumat (29/1/2021), PT Bank BRI Syariah Tbk. yang akan bersalin nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Adapun kode saham yang disandang tetap BRIS.
Perubahan nama tersebut akan efektif sejak tanggal persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap perubahan Anggaran Dasar BRI Syariah. Perubahan anggaran dasar itu antara lain mengubah nama perseroan menjadi Bank Syariah Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Bank Syariah Indonesia merupakan hasil peleburan Ketiga bank tersebut adalah BRI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. BRI Syariah merupakan bank penerima hasil penggabungan BSM dan BNI Syariah.
Sejalan dengan itu, BEI juga memberikan persetujuan atas permohonan pencatatan saham hasil penggabungan usaha BSM dan BNI Syariah ke dalam BRIS.
Jumlah saham sebelum penggabungan sebesar 9,90 miliar lembar. Adapun saham tambahan hasil penggabungan sebanyak 31,13 miliar lembar. Alhasil, jumlah saham BRIS setelah penggabungan sebanyak 41,03 miliar lembar.
BEI hanya menyetujui pencatatan saham setelah penggabungan usaha menjadi sebanyak 40,61 miliar. Pasalnya ada saham miliki Bank Mandiri dan Bank BRI yang tidak dicatatkan sebagai implementasi Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1999. Beleid itu mengatur saham bank hanya boleh tercatat di bursa efek maksimal 99 persen.
“Terkait dengan perdagangan saham Perseroan di Bursa, Bursa meminta pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperhatikan setiap pengumuman terkait dengan penggabungan usaha Perseroan khususnya jadwal-jadwal terkait dengan tindakan korporasi yang dilakukan,” demikian kutipan pengumuman BEI.
Di sisi lain, BRIS melaporkan pertumbuhan laba bersih 235,14 persen secara tahunan menjadi Rp248 miliar. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bisnis Indonesia, Jumat (29/1/2021), laba BRIS melonjak lantaran pendapatan setelah distribusi bagi hasil naik 44,4 persen Rp3,12 triliun.
Pendapatan BRIS tumbuh sejalan dengan ekspansi pembiayaan yang tetap kuat di tengah pandemi sepanjang tahun lalu. Pembiayaan yang disalurkan BRIS tahun lalu naik 46,24 persen secara tahunan menjadi Rp40 triliun. Adapun dana pihak ketiga juga naik 44,61 persen menjadi Rp49 triliun. Dengan capaian tersebut, posisi aset perseroan meningkat 33,84% secara tahunan menjadi Rp58 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn