PT Elnusa Tbk optimistis kinerja perseroan bakal lebih terangkat pada tahun ini seiring dengan rencana pemerintah mengerek produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari.
Head of Corporate Communication Elnusa Wahyu Irfan mengatakan perseroan membidik pendapatan dan laba yang lebih tinggi dari realisasi pada 2020. Dia menyebut, pendapatan perseroan pada tahun lalu diestimasi bisa mencapai lebih dari Rp7 triliun.
“Untuk 2021 kami yakin, walaupun kondisi ketidakpastian masih tinggi, setidaknya pendapatan lebih tinggi dari itu,” kata Wahyu kepada Bisnis, Rabu (6/1/2021).
Sementara itu, laba diperkirakan bisa mencapai Rp200 miliar pada akhir tahun lalu. Oleh karena pendapatan diharapkan lebih tinggi, perolehan laba pun diyakini bisa melebihi Rp200 miliar pada akhir 2021 nanti.
Pendapatan emiten dengan kode saham ELSA sebesar Rp7 triliun pada akhir 2020 mencerminkan penurunan sebesar 16,51 persen dibandingkan 2019 senilai Rp8,38 triliun.
Sementara itu, laba senilai Rp200 miliar bakal membuat perseroan mengalami penurunan keuntungan sebesar 21,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp356,47 miliar. Kendati belum dapat menyebutkan target pasti dan anggaran belanja modal untuk 2021, Wahyu optimistis bisnis perseroan akan lebih bergairah pada tahun ini.
“Capital expenditure sendiri kami menyesuaikan melihat kondisi, yang pasti kami coba menganggarkan lebih berani. Pada 2020 itu terealisasi sekitar Rp500-an miliar. Tahun ini bisa lebih tinggi,” imbuh Wahyu.
Beberapa peluang bisnis yang dibidik perseroan dari upaya pemerintah memastikan produksi minyak menuju 1 juta barel per hari a.l. pemberlakuan resource-to-production (RTP) yaitu pengoperasian kembali sumur minyak seperti di Blok Rokan, penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR), hingga penemuan cadangan migas baru.
“Secara strategi, target daripada pemerintah dan turunannya dicocokkan dengan kompetensi kami, bisa dikatakan bahwa peluang untuk tumbuh Elnusa ini ke depan semakin baik,” jelas Wahyu.
Kendati optimisme kian tinggi, Wahyu tetap memaklumi tantangan yang datang dari masa pandemi. Adapun, pandemi menyebabkan mobilitas orang lebih terbatas sehingga memengaruhi bisnis distribusi BBM yang dijalankan perseroan.
Di lantai bursa, saham ELSA terapresiasi 3,39 persen menjadi Rp366 per saham pada akhir perdagangan Rabu (6/1/2021). Selama setahun terakhir harga naik 10,24 persen dan selama tiga bulan terakhir harga melesat 83 persen dengan kapitalisasi pasar Rp2,67 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn