Emiten Grup Pertamina, PT Elnusa Tbk. (ELSA) tahun ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp594 miliar. Dari angka tersebut, perseroan mengalokasikan sebesar 45% atau Rp267,3 miliar untuk fokus pada proyek upstream atau hulu migas.
Direktur Pengembangan Usaha Elnusa Arief Prasetyo Handoyo mengatakan saat ini kegiatan proyek-proyek di hulu migas terus meningkat signifikan, baik dari pekerjaan pengeboran, pemeliharaan, hingga sektor jasa penunjang hulu migas.
“Dalam hal ini juga untuk menjawab cita-cita dari pemerintah, untuk bisa memproduksi kurang lebih sekitar 1 juta barel. Itu menjadi opportunity bagi perseroan bagaimana kami bisa meningkatkan market share di kegiatan upstream. Untuk itu, kuncinya adalah bagaimana kami bisa meningkatkan reliability dan juga availability aset yang kami miliki,” kata Arief dalam Pubex Live, Kamis (11/9/2025).
Adapun, dalam rencana penggunaan capex perseroan tahun ini sebanyak 30% dari total akan digunakan untuk sektor distribusi dan logistik energi, 12% akan dipakai untuk support upstream, 8% untuk belanja non proyek, dan 5% akan dipakai untuk pengembangan bisnis baru perseroan.
Untuk pelayanan migas terintegrasi, belanja modal perseroan akan difokuskan pada investasi alat-alat di sektor hulu migas seperti coiled tubing unit (CTU), rig, hingga logging tool.
Sementara itu, belanja modal untuk pelayanan distribusi dan logistik energi akan digunakan dalam pembangunan terminal LPG di Kolaka, Sulawesi Tenggara hingga belanja untuk tangki bahan bakar.
Terakhir, belanja modal untuk sektor jasa penunjang akan dipakai untuk general warehouse SCU, perawatan kapal tongkang, hingga belanja kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) yang dioperasikan anak usahanya PT Elnusa Samudera (ETSA), serta belanja alat CNC Machine atau Coupling & Pipe Threading untuk dioperasikan anak usahanya PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK).
Meski sudah dalam rencana, realisasi belanja modal perseroan belum ada setengah dari total. Sampai Juni 2025 realisasi capex ELSA baru sebesar 39%. Arief beralasan kecilnya realisasi belanja modal itu karena perusahaan sangat hati-hati dalam berinvestasi.
Namun, dia meyakinkan realisasi capex ELSA pada akhir tahun nanti akan mencapai target dan hal itu akan direalisasikan pada semester II/2025 ini.
“Sebagai contoh adalah bagaimana kami bisa mempercepat untuk pengadaan CTU dan juga cementing unit. Demikian juga bagaimana kami bisa mempercepat pembangunan General Warehouse di PT Sigma Cipta Utama, mempercepat pembangunan terminal LPG di Kolaka,” ujar Arief.
Arief bilang, minimnya realisasi belanja modal pada semester I/2025 memang disebabkan oleh mundurnya beberapa proyek, misalnya, seperti pembangunan terminal LPG di Kolaka hingga pembangunan general warehouse sampai pengadaan CTU.
“Untuk itu, kegiatan tersebut kami percepat sehingga bisa kami realisasikan pada semester II dengan harapan target investasi 2025 dapat kami capai. Harapannya juga dengan tercapai investasi ini, pada 2026 kami bisa melakukan agresivitas di dalam kegiatan-kegiatan pekerjaan baik di upstream maupun di downstream,” pungkasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn















