Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada enam fokus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022.
Tahun depan, pemerintah tetap merencanakan kebijakan fiskal yang ekspansif. Hal itu untuk mendukung pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
“Pada tahun 2022, pemerintah merencanakan kebijakan fiskal yang tetap ekspansif guna mendukung percepatan pemulihan sosial-ekonomi, namun juga konsolidatif untuk menyehatkan APBN dengan penguatan reformasi struktural,” ujar Jokowi saat menyampaikan pidato terkait RUU APBN 2022, Senin (16/8).
Kesehatan. Fokus kesehatan dilakukan untuk melanjutkan penanganan pandemi Covid-19.
Selain itu, berkaitan dengan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Pandemi Covid-19 disebut juga memberikan dampak ekonomi bagi Indonesia.
“Fokus kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan,” terang Jokowi.
Fokus ketiga, berkaitan dengan peningkatan SDM yang unggul, berintegritas, dan berdaya saing. Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi.
Kelima, penguatan desentralisasi fiskal untuk peningkatan dan pemerataan kesejahteraan antardaerah. Keenam, melanjutkan reformasi penganggaran dengan menerapkan zero-based budgeting.
“Untuk mendorong agar belanja lebih efisien, memperkuat sinergi pusat dan daerah, fokus terhadap program prioritas dan berbasis hasil, serta antisipatif terhadap kondisi ketidakpastian,” jelasnya.
Sebagai informasi, belanja negara dalam RAPBN 2022 direncanakan sebesar Rp 2.708,7 triliun. Angka itu meliputi, belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.938,3 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp 770,4 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn