Berkunjung ke tempat bersejarah, terutama candi merupakan pengalaman yang menarik. Hal ini membuat objek wisata sejarah selalu dikunjungi oleh ribuan pengunjung tiap harinya.
Namun, hal ini tidak membuat wisatawan yang berkunjung ke objek sejarah itu sendiri terbangun kesadarannya untuk menjaga dan merawat peninggalan sejarah, seperti candi, arca atau relief yang ada di sekitar. Masih banyak dijumpai perilaku-perilaku pengunjung yang abai atas keberlangsungan benda sejarah tersebut.
Candi memang masuk kategori benda mati. Namun bukan berarti pengunjung bisa berbuat semaunya di sini. Ada etika-etika yang harus dijalankan saat berkunjung ke candi. Beberapa kali terlihat masih menjumpai orang-orang yang merokok di atas candi.
Adapula wisatawan yang menaiki arca atau stupa yang dapat membuat stupa tergores dan rusak.
Relief yang banyak ditemukan di tubuh candi pun sering tak luput dari tangan-tangan jahil yang menyentuh, atau terkena aksi vandal wisatawan yang iseng.
Edukasi terhadap wisatawan memang perlu diperlukan. Selain untuk menjaga benda-benda sejarah dari tangan jahil, juga menghidupi nilai kepedulian atas benda-benda sejarah tersebut.
Beberapa etika yang harus diperhatikan oleh wisatawan ketika berkunjung ke Candi Prambanan adalah sebagai berikut:
1. Jangan memanjat ke tubuh candi. Biasanya dilakukan oleh pengunjung yang ingin mencari titik foto yang bagus. Para perancang candi sudah menyediakan jalur khusus untuk manusia berjalan di atasnya. elief yang dipahatkan sudah diukur jarak pandangnya agar mudah terbaca oleh manusia.
2. Jangan naik ke relung arca (biasanya di candi kecil bentuknya seperti jendela) hanya untuk “selfie”. Masih banyak cara untuk mengabadikan momen pribadi.
3. Jangan menyentuh relief atau memegang arca. Kulit kita yang berkeringat dan mengandung asam dapat mempercepat proses pengrusakan batuan relief.
4. Jangan merokok di area candi. Asap rokok selain mengganggu kenyamanan pengunjung lain, juga dapat berdampak pada arca dan relief candi itu sendiri.
Sumber TWC,edit koranbumn