Anak usaha BUMN, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau Pupuk Kaltim dinilai dapat melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham seiring laba bersih perseroan yang cukup tinggi.
PKT tengah menyiapkan pabrik baru di Papua Barat itu memiliki kapasitas produksi urea sebanyak 1,15 juta ton dan metanol 1 juta ton. Untuk membiayai rencana pembangunan pabrik barunya, PT PKT berencana melepas sebagian saham ke masyarakat melalui Initial Public Offering (IPO).
Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury juga membenarkan rencana tersebut. Pahala mengatakan PKT memiliki fundamental yang bagus untuk segera melakukan IPO.
“Laba PKT cukup besar, sehingga prospektif untuk segera melakukan IPO,” kata Pahala pada Jumat (2/12/2022).
Pahala mengungkapkan kementerian BUMN saat ini sedang menyiapkan rencana IPO PKT bersama sejumlah BUMN dan anak usaha BUMN lainnya.
“Saat ini prosesnya sedang berjalan, kita akan tetapkan pada waktu yang tepat. PKT termasuk salah satunya (IPO),” tegas Pahala.
Kabarnya, IPO PKT akan dilakukan sebelum pertengahan tahun 2023 mendatang. Langkah itu dilakukan agar aksi korporasi yang sangat strategis tersebut bisa berjalan optimal, terutama mendukung rencana pembangunan pabrik baru di Papua.
Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi menjelaskan kinerja perusahaan selama periode Januari-Oktober 2022 cukup baik. Produksi pupuk urea mencapai 92 persen dari target tahun ini sebanyak 3,42 juta ton. Sementara NPK mencapai 102 persen dari target 250 ribu ton dan amonia sebesar 101 persen dari target 2,79 juta ton.
“Kami bersyukur bahwa per Oktober 2022 Pupuk Kaltim sudah memastikan bahwa produksi dan distribusi pupuk aman untuk periode musim tanam pertama 2023 [Maret-April 2023],” tuturnya.
Per tanggal 26 November 2022, sebanyak 108.917 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 6.725 ton NPK formula khusus, serta 158.702 ton pupuk urea non subsidi dan 38.073 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim.
Stok pupuk tersebut saat ini sudah berada di gudang-gudang milik PKT di berbagai wilayah penyaluran pupuk subsidi. Di antaranya wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Nusa Tenggara Barat.
Rahmad juga mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan pesan dari Presiden Joko Widodo tentang pentingnya posisi Indonesia bagi penguatan ketahanan pangan dunia. Untuk mencapai hal itu, salah satunya memperkuat produksi pupuk nasional dengan harga yang kompetitif.
“Kami di PKT terus berusaha mewujudkan harapan presiden agar Indonesia bisa menjadi sumber ketahanan pangan dunia dengan produksi pupuk yang mencukupi kebutuhan. Karena itu PKT berencana meningkatkan kapasitas produksinya dan mendorong efisiensi agar harga produksi kita bisa kompetitif,” ungkapnya.
Kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap potensi terjadinya kelangkaan pupuk perlu menjadi perhatian serius. Pasalnya, jika pupuk langka dan harga semakin mahal, beban terhadap ekonomi juga semakin tinggi. Selain nilai subsidi pupuk akan terus meningkat, pada tahun 2022 ini sudah mencapai lebih dari Rp 22 triliun, harga bahan pangan juga bakal ikut meroket.
Untuk mengatasi terjadinya kelangkaan pupuk, pemerintah sendiri sudah memiliki sejumlah strategi. Salah satunya adalah menaikkan produksi pupuk nasional dengan menambah investasi baru. Rencananya, salah satu anak usaha PT Pupuk Indonesia yaitu Pupuk Kalimantan Timur (PKT) akan membangun pabrik amoniak, urea dan metanol di Papua Barat.
Sumber Bisnis, edit koranbumn