Emiten BUMN Penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan merealisasikan seluruh dana hasil right issue lewat penawaran umum terbatas (PUT) II pada tahun ini. Sampai saat ini, GIAA masih menyisakan Rp6,53 triliun dana hasil right issue.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan realisasi dana rights issue akan disesuaikan dengan perencaan perseroan.
“Sesuai peruntukan saja, mestinya (realisasi dana hasil right issue) tahun ini selesai,” kata Irfan kepada Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Berdasasrkan keterbukaan informasi, GIAA menyebut hasil rights issue dengan tanggal efektif 2 Desember 2022 sejumlah Rp7,79 triliun dan dikurangi biaya penawaran umum menjadi Rp7,77 triliun.
Dari Rp7,77 triliun GIAA masih memiliki sisa dana hasil right issue sebesar Rp6,53 triliun. Sementara itu, Garuda menggunakan Rp630,8 miliar untuk capital expenditure (capex) dan Rp632,750 miliar untuk operational expenditure (opex).
Secara perinci, realisasi penggunaan untuk capex adalah maintenance dan servis sejumlah Rp630,8 miliar dan nol untuk pemenuhan maintanence dan reserve.
Di sisi lain rincian penggunaan opex adalah nol untuk bahan bakar, Rp117,42 miliar untuk biaya sewa pesawat, Rp370 miliar untuk biaya restrukturisasi, dan Rp145,32 untuk modal kerja lainnya.
Sementara itu dalam prosepektus, rencana penggunaan dana untuk capex adalah Rp4,5 triliun dengan rincian Rp3,6 triliun untuk maintanence dan servis, serta Rp900 miliar untuk pemenuhan maintanence reserve.
Di sisi lain perencanaan penggunaan dana untuk opex adalah Rp3,29 trilun dengan rincian Rp1,73 triliun untuk bahan bakar, Rp900 miliar untuk biaya sewa pesawat, Rp370 miliar untuk biaya restrukturisasi, dan Rp298,47 miliar untuk modal kerja lainnya.
Sebelumnya, maskapai pelat merah itu baru saja secara resmi menerima dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun sebagai dukungan terhadap langkah penyehatan kinerja Garuda sebagai national flag carrier pada akhir tahun lalu.
PMN tersebut berkaitan dengan langkah right issue dengan memberikan HMETD sebanyak 39.788.136.675 lembar saham atau senilai Rp7,79 triliun. Dana tersebut meliputi realisasi PMN serta partisipasi pemegang saham lainnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn