• Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
Koran BUMN
Advertisement
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
No Result
View All Result
Koran BUMN
No Result
View All Result

Garuda Indonesia Cari Jalan Keluar Atas Utang Jatuh Tempo Tahun Ini

by redaksi
25 April 2020
in Berita, Korporasi
0
Meski Utang Jatuh Tempo, Garuda Pastikan Operasional tak Terganggu
0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mulai melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak perbankan guna mencari jalan keluar atas utang yang akan jatuh tempo pada tahun ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menegaskan pihaknya masih mengkaji sejumlah opsi untuk pembayaran utang jangka pendek, baik pinjaman bank maupun utang obligasi. Menurutnya, sejauh ini semua opsi masih terbuka.

RelatedPosts

WORKSHOP BUMN & ANAK USAHA 23 Januari 2026 : Penentuan Degree of Deficiency (DoD) dalam Tahap Evaluasi Penerapan ICoFR

Jelang Nataru, BULOG Gelontorkan Ribuan Ton Beras SPHP ke 42 Kabupaten/Kota di Papua Raya

Pupuk Kaltim Rayakan HUT ke-48 dengan Gerakan Kepedulian Bagi Warga Bontang

“Semua opsi masih kami buka peluang diskusinya, [opsinya] kan biasa, bisa pelunasan maupun perpanjangan. Sama saja [untuk pinjaman bank dan obligasi],” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (20/4/2020).

Emiten berkode saham GIAA ini memiliki liabilitas jangka pendek yang cukup besar per akhir 2019, totalnya mencapai US$3,25 miliar. Kewajiban jangka pendek itu mendominasi total liabilitas perseroan yang mencapai US$3,73 miliar.

Dari jumlah tersebut, sebanyak US$984,85 juta di antaranya merupakan pinjaman bank. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman bank terafiliasi sebanyak US$540,09 juta dan US$444,75 juta kepada bank pihak ketiga.

Mengutip laporan keuangan 2019, maskapai pelat merah ini memiliki total pinjaman senilai US$1,83 miliar, dan pinjaman bersih senilai US$1,53 miliar. Sementara itu, ekuitas perseran mencapai US$720,62 juta.

Dengan demikian posisi debt to equity (DER) perseroan mencapai 2,55 kali, dan net debt to equity ratio perseroan mencapai 214 persen.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menjadi bank dengan total pinjaman terbesar kepada Garuda Indonesia, mencapai US$218,7 juta. Kredit ini terbagi dalam kredit kepada perseroan secara langsung maupun ke anak usaha.

Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN BRI Agus Noorsanto menyatakan saat ini pihaknya masih menggelar pembicaraan lebih lanjut dengan Garuda Indonesia. Namun, dia masih enggan merinci apakah kredit tersebut akan direstrukturisasi lewat perpanjangan tenor atau peringanan bunga dan pokok.

“Intinya sudah ada pembicaraan dengan BRI dan tidak ada yang di-waiver ya. Masih proses,” katanya.

PT Bank Mandiri (Persero) TBk. juga menjadi bank pelat merah lain dengan total pinjaman terbesar kedua kepada Garuda Indonesia. Per akhir Desember 2019, nilainya mencapai US$180,49 juta, naik dari posisi akhir 2018 sebesar US$135,69 juta.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan menerangkan pihaknya memahami kondisi sang debitur yang tengah kesulitan saat ini. Sejauh ini, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Garuda Indonesia terkait pinjaman tersebut.

“Garuda Indonesia memang terdampak dengan kondisi Covid-19 ini, karena banyak rute yang tidak beroperasi. Kami terus memantau dan berkomunikasi dengan managemen Garuda Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis.com.

Sementara itu, dari sisi pinjaman bank jangka pendek dari bank swasta, PT Bank Pan Indonesia Tbk. menjadi pemberi kredit paling besar. Total pinjaman dari emiten berkode saham PNBN itu mencapai US$150 juta, jauh lebih tinggi dari rata-rata pinjaman bank swasta lainnya.

Bank swasta lain yang tercatat memiliki pinjaman yang akan jatuh tempo pada tahun ini di antaranya PT Bank Permata Tbk. dengan nilai pinjaman US$51,6 juta, Industrial and Commercial Bank Industrial and Commercial Bank of China Co., Ltd. (US$70,88 juta), dan Bank of China Limited (US$50 juta).

Perseroan juga memiliki utang obligasi dari penerbitan Trust Certificates tidak dijamin sebesar US$500 juta dengan nama Garuda Indonesia Global Suku Limited. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 3 Juni 2020. Per 31 Desember 2019, saldo utang obligasi mencapai US$498,99 juta.

PT Bank Central Asia Tbk. pun memiliki eksposur kredit kepada Garuda Indonesia, tetapi perseroan cukup optimistis dengan kemampuan sang debitur.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa perseroan memberikan pinjaman bank sebesar Rp30,7 miliar kepada Garuda Indonesia per akhir 2019. Sejauh ini, lanjutnya, pinjaman tersebut masih bersifat lancar dan tidak terkendala.

“So far, tidak ada berita, mungkin karena kecil jdi teman-teman divisi perbankan korporasi tidak update ke saya juga,” ujarnya.

Menurutnya, pinjaman ini juga tergolong kecil dibandingkan pinjaman dari lainnya dari perbankan. Dengan demikian, menurutnya pemberian kredit itu tidak terlalu berisiko bagi perseroan yang berkode saham BBCA itu.

Di sisi lain, dia juga menerangkan bahwa kredit ini diberikan kepada anak usaha Garuda Indonesia, yakni PT Aerotrans Service (ATS). Dia menyatakan, belum ada upaya restrukturisasi dari anak usaha maskapai pelat merah itu.

“Sejauh ini belum ada, mungkin Garudanya, tapi kalau anak perusahaannya belum,” ujarnya.

Kredit senilai Rp30,7 miliar yang dibukukan setara US$1,93 juta tersebut merupakan fasilitas kredit cerukan atau overdraft. Fasilitas kredit dengan bunga 9,5 persen par tahun itu akan jatuh tempo pada 7 Juni 2020.

Dihubungi terpisah, Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menyatakan bahwa restrukturisasi menjadi salah satu cara paling realistis untuk menyelesaikan persoalan keuangan Garuda Indonesia. Bank-bank BUMN diperkirakan akan menjadi pemain penting dalam hal ini.

“GIAA itu tahun ini utang jatuh temponya kalau tidak salah US$950 juta ya, jadi tentu mereka harus direstrukturisasi kalau bisa. Karena dengan adanya Covid-19 Garuda sangat terpukul,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Di sisi lain, utang obligasi perseroan menurutnya memiliki risiko lebih tinggi. Pasalnya, saat ini skema yang memungkinkan untuk menyelesaikan utang itu hanyalah refinancing atau membayar lewat penerbitan surat utang kembali.

Masalahnya, penerbitan obligasi di situasi seperti ini dinilai tidak akan mudah bagi Garuda Indonesia. Dia memperkirakan penerbitan surat utang baru akan dikenakan beban bunga lebih tinggi seiring dengan risiko perusahaan yang meningkat.

“Tentunya, kalau resiko perusahaan meningkat, bunga yang ditawarkan mungkin mesti lebih tinggi dari rata-rata industri lain. Mencari pembelinya juga mungkin lebih sulit di situasi seperti ini, apalagi kalau likuiditas dolar AS sedang ketat,” jelasnya.

Suria menuturkan, sebenarnya masih ada skema lain yang bisa diambil oleh Garuda Indonesia, yakni lewat tambahan pinjaman bank-bank pelat merah dengan arahan khusus dari Pemerintah. Namun, dalam kondisi ini, peluang skema ini cukup kecil.

“Kecuali negara kasih jaminan dan minta mereka harus bantu apapun yang terjadi, tapi Bank BUMN juga kan tidak mau dirugikan. Di sisi lain, negara juga kemungkinan besar tidak akan membiarkan GIAA [kesulitan],” ujarnya.

Sumber Bisnis, edit koranbumn

Previous Post

Resmi, Kemenhub Larang Penerbangan Dalam dan Luar Negeri Mulai 24 April 2020

Next Post

Dukung Larangan Mudik, Strategi Jasa Marga Jaga Kinerja

Related Posts

WORKSHOP BUMN & ANAK USAHA 23 Januari 2026 : Penentuan Degree of Deficiency (DoD)  dalam Tahap Evaluasi Penerapan ICoFR
Berita

WORKSHOP BUMN & ANAK USAHA 23 Januari 2026 : Penentuan Degree of Deficiency (DoD) dalam Tahap Evaluasi Penerapan ICoFR

14 Desember 2025
BULOG Luncurkan Logo baru Perusahaan Saat Peringati HUT KE-57
Berita

Jelang Nataru, BULOG Gelontorkan Ribuan Ton Beras SPHP ke 42 Kabupaten/Kota di Papua Raya

13 Desember 2025
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Pupuk Kaltim, Pupuk Kujang, IPC
Berita

Pupuk Kaltim Rayakan HUT ke-48 dengan Gerakan Kepedulian Bagi Warga Bontang

13 Desember 2025
Izin OJK Keluar, Bank Syariah Indonesia Beroperasi 1 Februari 2021 dengan Logo dan Susunan Direksi Baru
Berita

Stasiun MRT Lebak Bulus Resmi menjadi Stasiun Lebak Bulus-Bank Syariah Indonesia

13 Desember 2025
Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether
Berita

Terapkan Digitalisasi Terintegrasi, Pertamina Digital Hub Perkuat Ketahanan Energi

13 Desember 2025
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Surveyor Indonesia, Petrokimia Gresik, Peruri, WIKA Gedung, Pusri, PLN, Bulog, Danareksa
Berita

Berita Singkat BUMN : IndonesiaRe, IIF, Hutama Karya, PI Logistik, Bank Mandiri, Pupuk Kaltim, PTPN 1, INKA, Peruri, Jasa Tirta 1, KAI, Krakatau Steel, GARAM, Petrokimia Gresik, INTI, IKI, PPI, PTPN 3, Rekind, KIMA, Pelni, PTPP,

13 Desember 2025
Next Post
Tahun 2020, Jasa Marga Fokus Selesaikan 5 Ruas Tol

Dukung Larangan Mudik, Strategi Jasa Marga Jaga Kinerja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima

Recommended

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto Ungkap Danantara Berencana Bangun 17 Kilang Modular di AS Senilai Rp130 Triliun

Keluarga Besar BUMN Kirim Bantuan Tahap Awal dan Lanjut ke Aceh– Sumatera, Mobilisasi Udara Dibuka untuk Percepatan Distribusi

5 hari ago
Airnav Terus Pantau Perkembangan Dampak Erupsi Gunung Merapi

Runway Run 2025: Ribuan Pelari Rayakan Hari Penerbangan Sipil Internasional di Makassar

3 hari ago
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Surveyor Indonesia, Petrokimia Gresik, Peruri, WIKA Gedung, Pusri, PLN, Bulog, Danareksa

Berita Singkat BUMN : IndonesiaRe, IIF, Hutama Karya, PI Logistik, Bank Mandiri, Pupuk Kaltim, PTPN 1, INKA, Peruri, Jasa Tirta 1, KAI, Krakatau Steel, GARAM, Petrokimia Gresik, INTI, IKI, PPI, PTPN 3, Rekind, KIMA, Pelni, PTPP,

9 jam ago
Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether

Pertamina Lakukan Upaya Terbaik, Pasok Kebutuhan Energi di Wilayah Terdampak Bencana Sumatra

5 hari ago
WORKSHOP BUMN & ANAK USAHA 23 Januari 2026 : Penentuan Degree of Deficiency (DoD)  dalam Tahap Evaluasi Penerapan ICoFR
Berita

WORKSHOP BUMN & ANAK USAHA 23 Januari 2026 : Penentuan Degree of Deficiency (DoD) dalam Tahap Evaluasi Penerapan ICoFR

by redaksi
14 Desember 2025
0

WORKSHOP BUMN DAN ANAK USAHA Penentuan Degree of Deficiency (DoD) dalam Tahap Evaluasi Penerapan ICoFR    Secara umum, Test of...

Read more
BULOG Luncurkan Logo baru Perusahaan Saat Peringati HUT KE-57

Jelang Nataru, BULOG Gelontorkan Ribuan Ton Beras SPHP ke 42 Kabupaten/Kota di Papua Raya

13 Desember 2025
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Pupuk Kaltim, Pupuk Kujang, IPC

Pupuk Kaltim Rayakan HUT ke-48 dengan Gerakan Kepedulian Bagi Warga Bontang

13 Desember 2025
Izin OJK Keluar, Bank Syariah Indonesia Beroperasi 1 Februari 2021 dengan Logo dan Susunan Direksi Baru

Stasiun MRT Lebak Bulus Resmi menjadi Stasiun Lebak Bulus-Bank Syariah Indonesia

13 Desember 2025
Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether

Terapkan Digitalisasi Terintegrasi, Pertamina Digital Hub Perkuat Ketahanan Energi

13 Desember 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Hotline T/WA : 0813 8084 1716

© 2020 KoranBUMN.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL

© 2020 KoranBUMN.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In