Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan siap mendorong pengembangan industri aluminium lewat Grand Strategi Komoditas Mineral dan Batubara (GSKM).
Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sunindyo Suryo mengungkapkan, pihaknya telah menyusun roadmap ini dengan sejumlah program utama.
“(Juga) optimalisasi penggunaan produk dalam negeri dan pencanangan sistem daur ulang,” ujar Sunindyo .
Sunindyo melanjutkan, secara umum neraca perdagangan produk aluminium pada periode 2017 hingga 2019 selalu negatif dimana nilai ekspor lebih besar ketimbang nilai impor. Pada tahun 2017 defisit mencapai US$ 897 juta dan makin menurun menjadi sebesar US$ 368 juta pada tahun 2019. “Baru pada tahun 2020 mengalami surplus sebesar US$ 13,7 juta,” jelas Sunindyo.
Sunindyo menambahkan, saat ini untuk perkembangan investasi untuk komoditas bauksit tercermin lewat proyek 12 smelter yang tengah dalam tahapan konstruksi. Sunindyo menjelaskan, realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) di Kalimantan Barat mencapai Rp 15 miliar dan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 151 miliar
Sumber Kontan, edit koranbumn