PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI akan menjadikan kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) sebagai jembatan untuk menghubungkan Indonesia dengan pusat ekonomi syariah dunia.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan UEA, khususnya Dubai adalah pusat ekonomi Islam dan investor keuangan syariah dunia.
“Hadirnya kami di Dubai pun akan menjadi penghubung perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia. Oleh karena itu, kami akan semakin fokus di Dubai, terlebih belum lama ini Presiden Joko Widodo mempererat hubungan Indonesia dengan pemerintah UEA,” ujar Hery dalam keterangan tertulis, Senin (4/7/2022).
Dubai dipilih menjadi pintu gerbang karena memiliki basis investor di Timur Tengah yang tinggi. Pun pemerintah Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai.
“Sekitar 30 persen investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah,” sambungnya.
Selain itu, Hery melihat kawasan Timur Tengah menawarkan potensi bisnis yang sangat besar. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan volume perdagangan Indonesia dengan UEA yang tinggi.
Sekadar informasi, nilai perdagangan Indonesia–UEA pada 2021 mencapai US$4,0 miliar. Nilai itu naik 37,88 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar US$2,9 miliar.
“Tentunya nilai ekonomi itu berpotensi terus bertumbuh ke depan seiring penguatan kerja sama Indonesia-UEA,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Hery menjelaskan potensi lainnya adalah dari segi diaspora Indonesia, yakni terdapat 1 juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah sebagai tenaga migran.
Selain potensi bisnis tersebut, BSI juga memiliki Representative Office di Dubai International Financial Centre (DIFC) yang merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB US$7,7 triliun.
Bank yang merupakan hasil merger 3 bank BUMN syariah ini juga memiliki beberapa rencana bisnis yang sedang diolah lebih matang ke depan di Dubai. Pertama, kerja sama pembiayaan UMKM untuk tenaga perawat Indonesia di UEA.
Kedua, kerja sama pengembangan bisnis kesehatan dengan pengusaha wanita di Dubai. Ketiga, inisiatif ekspor ke Dubai yang sedang diperkuat bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia.
“Rencana-rencana strategis tersebut sedang kami elaborasi, sehingga kita bisa mengoptimalkan dan menjembatani kebutuhan dan kepentingan ekonomi masyarakat Indonesia di pasar UEA,” tuturnya.
Lebih lanjut, keberadaan BSI di Dubai juga memperluas kerja sama dengan beberapa perusahaan yang memiliki reputasi besar di sana.
Sementara itu, Hery menuturkan dalam jangka pendek maupun menengah, BSI belum memiliki rencana ekspansi ke negara-negara lain. Hal ini lantaran BSI akan fokus memaksimalkan potensi keuangan syariah global di sana untuk mewujudkan BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.
Sumber Bisnis, edit koranbumn