Sulthan Mahudin (14), adalah bocah asal Tanoh Dapet, Celala, Aceh Tengah, yang mengalami kondisi Orbital Meningioma Sinistra atau tumor yang berasal dari selaput otak dan menyerang mata sebelah kiri. Setelah tak sengaja berjumpa dengan CEO Pelindo III, Ari Askhara di Jakarta, Sulthan mendapatkan bantuan untuk melakukan pemeriksaan dan menjalani operasi pembedahan serta pengambilan tumor nya di RS PHC Surabaya.
BUMN PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III bersama tim dokter RS PHC Surabaya berhasil mengangkat Orbital Meningioma Sinistra yang diderita Sulthan Mahudin (14). Operasi pengangangkatan tumor dilakukan pada Kamis (8/3) dengan melibatkan tim dokter spesialis yang terdiri dari 14 orang dengan diketuai oleh dr. Wiyono Hadi, Sp.THT-KL. Saat ini Sulthan tengah menjalani proses penyembuhan pasca operasi dengan terus dipantau kesehatannya oleh tim dokter.
Human Capital and General Affairs Director Pelindo III, Toto Heli Yanto menyebut bahwa operasi dilakukan setelah mendapat persetujuan orang tua Sulthan. Saat itu ayah Sulthan, Jemalim menerima tawaran Pelindo III yang hendak memberikan bantuan dalam upaya penanganan penyakit yang diderita oleh putranya tersebut.
“Setelah kurang lebih 9 jam operasi akhirnya tumor yang bersarang pada diri Sulthan dapat diangkat, sekarang masih kita lihat perkembangan pasca operasinya,” kata Toto saat ditemui di RS PHC Surabaya, Selasa (27/3).
Lebih lanjut, Toto mengatakan penanganan kasus Sulthan merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan melalui progam CSR-bina lingkungan. Pelindo III sebagai BUMN merupakan bagian dari pemerintah dalam upaya memperhatikan (care & caring) masyarakat luas. “Kementerian BUMN melalui program BUMN Hadir Untuk Negeri meminta seluruh BUMN untuk turut menyejahterakan masyarakat dari Sabang sampai Merauke,” katanya.
Meningioma yang sudah diderita selama 7 tahun tersebut memang belum diketahui pasti penyebabnya, apakah kelainan gen atau lainnya. Seiring dengan bertambahnya usia, tumor yang berada di mata sebelah kiri terus membesar sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata dan kelenjar air mata. Dengan kondisi tersebut, praktis mata kiri Sulthan tidak bisa melihat dengan jelas. Ia pun terpaksa tidak bisa melanjutkan pendidikan sejak bangku kelas 5 SD.
Sulthan yang masuk RS PHC Surabaya semenjak tanggal 16 Februari 2018, melakukan sejumlah prosedur medis diantaranya Pemeriksaan MRI, Biopsi Jaringan, Embolisasi Tumor dan Operasi Debulking. Debulking sendiri merupakan tindakan pembedahan dan pengurangan massa tumor pada mata.
“Langkah pertama yang dilakukan adalah Pemeriksaan MRI atau Magnetic Resonance Imaging, berupa prosedur diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan organ. Langkah kedua, dilakukan Pemeriksaan Biopsi berupa pengambilan sampel jaringan atau sel untuk di analisis di laboratorium. Serta yang ketiga, dilakukan Embolisasi Tumor, yakni prosedur bedah minimal invasif yang bertujuan menghentikan supply aliran darah ke tumor, sehingga meminimalisir terjadinya perdarahan saat operasi berlangsung,” ujar dr. Agus Akhmadi, Direktur PT Pelindo Husada Citra (PHC).
Setelah dilakukan pemeriksaan secara komprehensif, dilakukanlah operasi Debulking pada tanggal 8 Maret 2018, dengan Tim Operasi yang dipimpin oleh dr. Wiyono Hadi, Sp.THT-KL, Dokter Spesialis THT Rumah Sakit PHC Surabaya. Tim ini melibatkan 14 dokter spesialis lainnya dari berbagai Staf Medis Fungsional (SMF), diantaranya SMF Mata, SMF THT, SMF Patologi Anatomi dan SMF Bedah Syaraf. Selain itu, sejumlah 12 perawat Kamar Operasi dan Anaestesi juga turut membantu operasi yang berlangsung kurang lebih selama 9 jam tersebut.
Pasca operasi, Sulthan dirawat di Ruang ICU selama 2 hari. Ketika kondisinya sudah dinyatakan stabil, Sulthan di pindahkan perawatannya di Ruang Rawat Inap. Menurut pengakuan Ketua Tim Operasi, hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) menunjukkan bahwa Sulthan di diagnosa Orbital Meningioma Sinistra Stadium 1, dimana tumor jenis ini mempunyai sifat jinak dan tumbuhnya lambat. Jika terus dibiarkan, tumor berpotensi terus membesar dan membahayakan organ-organ lainnya.
Ayah dari Sulthan, Jemalim (45) mengaku sangat berterima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), baik untuk bantuan biaya pemeriksaan, operasi dan biaya perawatan selama di RS PHC Surabaya. Program bantuan Corporate Social Responsibility ini meliputi penjemputan Sulthan dan keluarganya dari Aceh, untuk kemudian diterbangkan ke Surabaya. Masih menurut pengakuan Ayahnya, Sulthan sangat bahagia naik pesawat, karena itu merupakan salah satu cita-cita terbesar dari Sulthan sejak Sekolah Dasar.
“Kondisi penglihatan Sulthan yang awalnya sulit melihat pada mata kanan karena efek penekanan syaraf mata sebelah kiri yang terkena tumor, setelah dilakukan operasi, hasilnya sudah mulai membaik, harapannya mata sebelah kiri yang telah dioperasi juga berangsur-angsur pulih”, ungkap Ayah Sulthan.
Setelah sembuh nanti, Sulthan berharap dapat menempuh ujian Paket A dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. ”Sangat senang, terimakasih buat semuanya. Untuk Bapak Ary serta Pelabuhan Indonesia III dan dokter Rumah Sakit PHC, saya ucapkan terimakasih banyak”, pungkas Sulthan seraya tak kuasa menahan air matanya.
Selanjutnya untuk proses rehabilitasi pasca operasi, rencananya akan di lakukan di rumah sakit terdekat dengan domisilinya. Sulthan sendiri dapat diperkirakan pulang pada tanggal 27 Maret 2018. Dimana proses pencabutan dan pembersihan jahitan operasi telah selesai.
PT Pelindo Husada Citra atau yang biasa disingkat dengan PT PHC adalah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan bisnis bidang kesehatan dengan unit pengusahaan rumah sakit, klinik kesehatan, klinik K3, katering, dan pengelolaan layanan kesehatan bagi masyarakat umum, maupun pegawai perusahaan.
PT PHC merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang memiliki berbagai prestasi di bidang kesehatan melalui keberadaan Rumah Sakit PHC Surabaya, antara lain : Champions of Service Excellence Award 2010-2016 Surabaya dari MarkPlus, Lulus Akreditasi KARS tahun 2016 dengan status kelulusan PARIPURNA dan mendapat Penghargaan Kategori PLATINUM Pencegahan dan Penanggulangan HIV (P2HIV) Award di Lingkungan Kerja Tingkat Provinsi Jawa Timur pada 2018.
Pada tahun 2017 kemarin, PT PHC juga memperoleh lisensi resmi sebagai PJK3 (Penyedia Jasa K3) Bidang Jasa Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dari Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja RI No. B.857/BINWASK3-PNK3/KK/VI/2017.
Sumber Situs Web Pelindo 3