PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Kode Saham: WSKT) di momen hari kemerdekaan Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Program Transformasi Waskita Karya dengan tagline #WarisanKita. Acara peluncuran ini diadakan secara virtual oleh President Director Waskita, Destiawan Soewardjono dari lantai 11 Gedung Waskita Heritage, Jakarta.
Acara juga dihadiri oleh Board of Directors, President Commissioner Badrodin Haiti dan seluruh jajaran Board of Commissioners Waskita. Selain itu seluruh Senior Vice President (SVP), manager, pegawai dari Waskita maupun anak perusahaan juga turut menghadiri acara peluncuran secara virtual. Dalam peluncuran Program Transformasi Waskita Karya, Destiawan mengatakan ada tiga pilar yang dikedepankan pada transformasi ini.
“Yaitu Portfolio & Innovation, Lean, Digitalization dalam rangka menjadikan Waskita Karya perusahaan yang jauh lebih kuat dan sustainable. Kondisi yang naik turun saat ini mengharuskan kita untuk melakukan perubahan cara pikir, strategi serta mindset yang perlu dilakukan secara totalitas, agar Waskita dapat terus meningkatkan daya saing serta terus dapat beradaptasi melakukan perbaikan mengikuti perkembangan zaman,” kata Destiawan Soewardjono.
“Hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya program Transformasi Waskita “Warisan Kita” yang sebelumnya sudah diawali melalui perubahan budaya atau core value Waskita dari IPTEx menjadi AKHLAK,” lanjut Destiawan Soewardjono.
Destiawan lalu menambahkan, Waskita, sudah mengalami evolusi dengan berbagai lini bisnis usahanya. Dimana Waskita awalnya merupakan kontraktor air, lalu berkembang menjadi general kontraktor. Kemudian dijelaskan Destiawan usaha Waskita mengalami penurunan pada masa krisis Tahun 1998, dan akhirnya bangkit kembali dengan bisnis jalan tolnya sampai dengan kondisi Waskita saat ini.
Kondisi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama 1,5 tahun belakangan ini, membuat kinerja keuangan Waskita berdampak. Maka Waskita diharuskan untuk melakukan portfolio innovation melalui 8 stream penyehatan keuangan di antaranya ada divestasi jalan tol, pengajuan penjaminan pemerintah untuk surat utang Waskita, restrukturisasi keuangan Waskita induk, restrukturisasi keuangan anak usaha, penyelesaian jalan tol khusus, pengajuan PMN, transformasi bisnis, dan implementasi tata kelola dan manajemen resiko.
“Diharapkan dengan dilakukannya portfolio innovation dari segi bisnis ini, Waskita dapat kembali menjadi perusahaan yang sehat secara operasional dan sehat secara keuangan. Nantinya perbaikanperbaikan ini akan diikuti juga dengan berbagai program transformasi Waskita di pilar-pilar lain, yaitu di Lean dan Digitalization,” ucap Destiawan Soewardjono.
“Selain itu juga salah satu target transformasi Waskita ini, yaitu menjadi nomor satu di sektor EPC (Engineering, Procurement dan Construction),” beber Destiawan Soewardjono.
Untuk mencapai hal tersebut, Destiawan menegaskan terdapat pondasi utama yang harus dilaksanakan, yaitu Portfolio & Innovation, Lean, dan Digitalization. Pondasi inilah yang akan menjadi pilar dari rumah yang dibangun dengan tujuan transformasi, sehingga visi dan misi perusahaan bisa tercapai lebih cepat dan terintegrasi.
“Adapun dukungan yang diperlukan untuk menjalankan tujuan transformasi adalah melakukan restrukturisasi keuangan, memahami dan mengendalikan berbagai risiko, mengembangkan talenta yang tepat serta menerapkan budaya AKHLAK,” ungkap Destiawan Soewardjono.
Pada kesempatan ini pula, Destiawan menjabarkan bahwa ada turunan dari pilar Transformasi Waskita. Turunan tersebut dari 18 program yang dibagi menjadi dua, yaitu Program Bisnis dan Program Enabler.
“Untuk Portfolio & Innovation itu agar menjadi National Champion di sektor sumber daya air dan bandara serta menjadi kontraktor 3 besar pada sektor pengembangan jalur kereta api. Lalu Lean mencakup construction, design, dan procurement booster untuk meningkatkan keunggulan kompetitif, efisiensi dan efektivitas dalam operasional perusahaan. Sedangkan Digitalization merupakan keharusan dalam sebuah sistem untuk mendorong Waskita menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat, meningkatkan produktivitas serta efisiensi dalam proses bisnis,” papar Destiawan Soewardjono.
Lalu untuk program enabler mencakup restrukturisasi keuangan, penguatan enterprise risk management, dan digitally enabled execution machine. Adapun Transformasi Waskita ini nantinya akan dilakukan menjadi 3 fase. Dijelaskan Destiawan, untuk fase yang pertama bertujuan membangun kepercayaan para stakeholder perusahaan melalui beberapa program seperti sentralisasi procurement, penandatanganan MRA restrukturisasi keuangan dan beberapa program lain.
“Fase yang kedua akan fokus untuk pelaksanaan konstruksi yang excellence sehingga menjadi E&C engine yang unggul secara operasional. Lalu pada fase yang terakhir, diharapkan nantinya Waskita sudah menjadi ASEAN leader pada segmen infrastruktur air dan bandara, memiliki end-to-end bisnis yang sudah terdigitalisasi, memiliki struktur keuangan yang baik untuk mengelola portfolio investasi, serta menanamkan budaya risiko di dalam organisasi,” tutur Destiawan Soewardjono.
Sumber Waskita Karya, edit koranbumn