Proses penggabungan atau merger empat BUMN Pelabuhan yakni PT Pelindo I-IV akan dilakukan pada 1 Oktober 2021. Nantinya setelah merger, nama perusahaan hasil penggabungan akan menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Direktur Utama Pelindo IV Prasetyadi mengatakan, integrasi ini akan mendongkrak produktivitas dan efisiensi melalui standarisasi proses bisnis dan pelayanan di pelabuhan. “Situasi ini secara bertahap akan berdampak terhadap penurunan harga barang yang diangkut,” ujarnya saat konferensi pers seperti dikutip Rabu (15/9).
Prasetyadi mengungkapkan saat ini biaya logistik nasional masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain sekitar 23 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia. Hal itu disebabkan oleh operasi dan infrastruktur pelabuhan yang belum optimal.
Maka itu pemerintah akan melakukan integrasi Pelindo untuk meningkatkan konektivitas nasional dan standarisasi pelayanan pelabuhan, layanan logistik yang terintegrasi, serta meningkatkan skala usaha dan penciptaan nilai BUMN Layanan Pelabuhan melalui keunggulan operasional serta komersial dan keuangan.
Menurutnya merger ini juga akan memudahkan koordinasi pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus sekitar pelabuhan di daerah-daerah, sehingga mendorong peningkatan konektivitas hinterland yang akan berdampak pada meningkatnya volume ekspor-impor dan trafik pelabuhan.
“Maka demikian selain berkontribusi positif pada perekonomian nasional, integrasi juga merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah,” ucapnya.
Adapun skema integrasi BUMN Pelabuhan dipilih karena mempertimbangkan beberapa faktor antara lain potensi penciptaan nilai yang efisien dan terkoordinasi secara sistematis, fokus kompetensi yang dimiliki saat ini, tingkat disrupsi yang tidak terlalu tinggi karena terdapat penyesuaian sinergi secara bertahap dari business as usual.
Selain itu cost of fund dapat dioptimalkan dengan sebagai entitas yang lebih besar dan kuat, entitas penerima penggabungan (surviving entity) bisa mengelola aset lebih baik dan efisien, serta penggabungan ini bisa segera diwujudkan karena bisnis yang dimiliki serupa.
Direktur Utama Pelindo II dan Ketua OC Penggabungan Pelindo, Arif Suhartono, menambahkan proses ini nantinya Pelindo II akan menjadi surviving entity atau perusahaan penerima penggabungan. Kemudian pascamerger, Pelindo akan membentuk empat klaster bisnis atau subholding bagi anak perusahaan-anak perusahaan yang dimiliki oleh Pelindo I-IV.
Subholding dibentuk berdasarkan kategori bisnis. Keempat subholding tersebut antara lain peti kemas, nonpeti kemas, logistik dan hinterland development, dan marine, equipment, dan port services.
“Pemfokusan klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan SDM,” tutur Arif.
Menurutnya anak perusahaan-anak perusahaan Pelindo I-IV akan ditempatkan masing-masing subholding berdasarkan lini bisnisnya seperti semua anak perusahaan Pelindo I-IV yang bergerak di bidang peti kemas akan masuk ke Subholding Peti kemas.
“Pembentukan subholding tepat karena anak perusahaan-anak perusahaan tersebut akan tetap dengan identitasnya dan berdiri sendiri-sendiri. Yang berbeda adalah jika sebelumnya yang bertindak sebagai parent company adalah Pelindo I, II, III atau IV, kini anak perusahaan tersebut berada di bawah pengawasan masing-masing dari keempat subholding sebagai business owner,” ucapnya.
Ke depan juga diharapkan dapat mendukung pengembangan industri di kawasan sekitar pelabuhan, hingga lebih jauh mendorong peningkatan konektivitas hinterland (daerah atau tempat produksi yang terletak di sekitar pelabuhan), volume ekspor impor, dan trafik pelabuhan.
Arif menyebut penggabungan ini akan meningkatkan posisi Pelindo terintegrasi menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor delapan dunia dengan target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
“Melalui efek multiplier ekonomi, integrasi ini akan menumbuh kembangkan distribusi barang dan jasa antarwilayah, yang pada gilirannya disebabkan oleh indeksi kepuasan pelanggan yang semakin tinggi, akan menciptakan investasi-investasi baru seiring itu, tenaga kerja bakal terserap lebih banyak,” ucapnya.
Menurutnya penggabungan ini akan memberikan potensi yang besar. “Adanya integrasi ini akan lebih banyak penciptaan kreativitas atau bisnis baru yang semakin besar potensinya, dan nantinya di line bisnis akan menjadi satu misalnya bisnis sektor peti kemas, standarisasi menjadi satu, sehingga pelayanan akan menjadi standar dari Sabang hingga Merauke,” ungkapnya.
Arif juga mengungkapkan penggabungan BUMN Pelabuhan merupakan langkah tepat dan relevan untuk menyesuaikan dengan kemajuan industri yang semakin pesat seiring kemajuan teknologi dan informasi. Sebagai perusahaan operator pelabuhan yang memiliki peran besar dalam menjaga rantai distribusi logistik dan berimplikasi pada kemajuan ekonomi negara, memang diperlukan terobosan melalui integrasi BUMN Pelabuhan.
Saat ini Peraturan Pemerintah tentang Penggabungan BUMN Pelabuhan masih dalam proses penerbitan. Kemudian selanjutnya akan berlaku efektif setelah penandatanganan akta penggabungan.
Adapun rencana integrasi ini juga telah mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan termasuk dari Serikat Pekerja seluruh Pelindo. Pada 24 Agustus 2021, Serikat Pekerja PT Pelindo IV menggelar rapat koordinasi yang salah satu agendanya adalah memberikan dukungan penuh atas Integrasi Pelindo.
“Menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia dengan misi Pelindo Mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucapnya.