Setelah meraih kepercayaan dari semua pihak dalam restrukturisasi keuangan pasca diketoknya Perjanjian Homologasi atau Perdamaian
atas Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) (“PT INTI (Persero)”) mencatatkan penghematan biaya tetap (fixed cost) hingga lebih dari 30% dan sejumlah pencapaian strategis.
“Paralel dengan tahapan PKPU yang saat itu berjalan, kami melakukan sejumlah strategic initiatives secara menyeluruh untuk mendukung proses restrukturisasi keuangan. Dan, Alhamdulillah, satu tahapan pun ber-progress pada aspek efisiensi dan sejumlah variabel keuangan strategis,” ungkap Senior Vice President Corporate Secretary PT INTI (Persero) Delvia Damayanti, Senin (19/02).
Untuk memperkuat proses restrukturisasi keuangan itu, PT INTI (Persero) pun melakukan sejumlah inisiatif strategis, di antaranya adalah sebagai berikut:
Business Alignment
Expand Business Segment & Target Multi-Vertical Industry,
Subsidiary streamlining
Strategic alliance with global partner
2. Finance and Capital Restructuring
Capital Restructuring
Debt Restructuring
Asset Optimizing
3. Human Capital Transformation
HC Program Rightizing (Early Retirement Program (ERP), Temporary Paid Leave Program, Naturalization)
Asset Optimization Program (Mini Soccer, Office Rental, Kawasan Edukasi)
Policy Adjustment
On Going Corporate Action (Bond, Take Over Loan, IPO Preparation)
Leaning Organization
Program tersebut diimplementasikan secara bersamaan dengan penyelesaian proses PKPU yang berjalan agar Perseroan nantinya memiliki kesanggupan untuk mengimplementasi semua hal yang tercantum dalam perjanjian perdamaian, serta memiliki kemampuan pemenuhan kewajiban usaha terhadap kreditor. Tahapan yang berlangsung paralel tersebut pun kemudian memberikan hasil strategis sebagai berikut:
Penghematan fixed cost hingga lebih dari 30% yang kemudian dikonversi kembali untuk peningkatan pendapatan karyawan sekitar 8%. Angka tersebut diperoleh melalui penghematan fixed cost atas terimplementasinya Early Retirement Program (ERP) dan Temporary Paid Leave.
PT INTI (Persero) mampu mencapai target Revenue sebesar 146% dari target yang ditetapkan, dengan pertumbuhan 63% year on year.
Pencapaian Earnings Before Interest and Tax (EBIT) 100,25%.
PT INTI (Persero) mampu meningkatkan kontribusi pada proyek-proyek pemerintah dengan Revenue yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tumbuh 14 kali lipat year on year.
Top 10 proyek merepresentasikan 87% Total Revenue, dengan komposisi segmen Telco sebesar 27% dari Total Revenue.
Ach Net Income 110%, single negative growth, achieve Net Cash Flow 183%, year on year Growth 65%.
Anak Perusahaan berkontribusi sebesar 34% dari Pendapatan Konsolidasi dengan minimum elimination (1,8%).
Produktivitas karyawan meningkat 94% year on year.
PT INTI (Persero) sukses mendukung program pemilihan umum berbasis elektronik (e-Voting) di sejumlah kabupaten, seperti Banyuasin, Mempawah, dan Bantaeng.
HIGHLIGHT PKPU
PT INTI (Persero) baru saja merampungkan proses restrukturisasi utang yang berakhir dengan hasil positif. Proses yang telah berlangsung selama 195 hari tersebut berakhir dengan Homologasi atau Perdamaian. Putusan tersebut lahir setelah proses voting yang berujung kesepakatan dari mayoritas kreditor, dengan komposisi hasil voting untuk Kreditor Separatis baik Headcount maupun Amount terkalkulasi sebesar 100%. Sementara itu, untuk Kreditor Konkuren Headcount 98,04% dan Amount 94,06%.
Senior Vice President Corporate Secretary PT INTI (Persero) Delvia Damayanti menyebut, komposisi tersebut merepresentasikan bahwa proses yang dijalani Perseroan ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk mayoritas kreditor, yang pada akhirnya sepakat dan yakin bahwa PT INTI (Persero) pantas untuk diselamatkan, sanggup untuk mengimplementasi semua hal yang tercantum dalam perjanjian perdamaian, serta memiliki kemampuan pemenuhan kewajiban usaha terhadap kreditor.
“Proses restrukturisasi keuangan ini tentunya memberikan multiefek yang sangat signifikan untuk Perseroan, yang salah satunya, secara buku membuat balance sheet kita menjadi jauh lebih positif. Dan, tahapan berproses ini tentunya memberikan pelajaran dan peningkatan value bagi INTI Group secara jangka panjang,” tutur Delvia Damayanti.
Selain itu, hasil restrukturisasi keuangan itupun menegaskan bahwa PT INTI (Persero) telah memiliki landasan hukum yang kuat untuk terus beroperasi serta terbebas dari proses pailit. Bahkan, hasil restrukturisasi keuangan itu nantinya akan mempercepat transformasi menuju arah perusahaan yang lebih baik, sekaligus pemenuhan tanggung jawab terhadap seluruh kreditor.
Selanjutnya, Delvia Damayanti lanjut menjelaskan bahwa proses restrukturisasi keuangan tersebut berjalan beriringan dengan program restrukturisasi keuangan yang terdiri dari aspek berikut:
Penyelesaian carry-over issue melalui restrukturisasi utang dan model, jaminan kepastian pada kreditor, serta pengembangan dan restruktusasi laporan keuangan.
Cash Optimizing melalui pendanaan dari institusi non-perbankan, pembiayaan vendor, dan manajemen
Optimalisasi aset perusahaan.
Subsidiary Streamlining melalui penyehatan, pembekuan, dan divestasi anak perusahaan dan afiliasi.
Restrukturisasi yang tengah berlanjut tersebut terbukti secara bertahap telah menunjukkan sinyal positif pada sejumlah variabel keuangan. Di antaranya yaitu pertumbuhan pendapatan year on year sebesar 63%, yang didominasi dari proyek pemerintah dengan kenaikan hingga 14 kali dari periode yang sama pada tahun 2022, di antaranya sebagai berikut:
Sentralisasi Aplikasi Surat Izin Mengemudi (SIM) Online Terpusat di Seluruh Indonesia dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang ditargetkan siap Go Live pada awal tahun 2024. Aplikasi SIM Online ini akan diimplementasikan di seluruh lokasi Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah yang tersebar di 34 Provinsi dengan total area sebanyak 856 lokasi.
Pembangunan dan Implementasi Alat Ukur Electromagnetic Compability (EMC) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) yang digunakan untuk menjalankan aspek penilaian kesesuaian teknis (pengujian) Alat dan Perangkat Telekomunikasi yang wajib memenuhi kewajiban EMC.
Pembangunan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) Wilayah Indonesia untuk 27 Provinsi, dengan sebaran total lokasi sekitar 10.468 titik. Pembangunan PJU-TS ini merupakan salah satu program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait aspek pengendalian penggunaan energi untuk memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).
Produksi 1 juta chipset yang dialokasikan untuk dua bank BUMN terbesar di Indonesia.
Penggarapan proyek bisnis Out Site Plant di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Barat dari tiga perusahaan BUMN dan swasta nasional, yang akan terus diperluas ke seluruh telecommunication company di Indonesia.
Selain itu, produktivitas per karyawan mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 94% disebabkan dari implementasi Rightsizing Human Capital Program dan Leaning Organization.