PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) Pangkalbalam, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat sejak 1 Januari hingga akhir Juli ada 499 kunjungan kapal yang tidak mau menggunakan jasa pandu dan tunda sari IPC, berdampak kehilangan potensi pendapatan bagi IPC Pangkalbalam dan KSOP mencapai Rp4 Milyar
“Setelah kita tarik data 1 Januari sampai 30 September ternyata naik sampai diangka 593 kunjungan kapal yang tidak mau menggunakan dan membayar jasa kepelabuhan IPC. Potensi kerugian negara diakibatkan para pengguna jasa kepelabuhan tidak mau patuh ikuti aturan kepelabuhan Pelindo II dan KSOP mencapai nilai Rp4 Milliar. Dengan berbagai alasan untuk tidak mau bayar jasa dan belum bisa ditagih,” ungkap GM IPC Pangkalbalam, Nofal Hayin dalam jumpa pers di Kantor Pelindo Pangkalbalam, Selasa (6/10).
GM IPC Pangkalbalam, Nofal Hayin yang baru menjalankan amanah selama tiga bulan, telah mengevaluasi kesulitan dalam menegakkan aturan dari Kementerian Perhubungan untuk lakukan pembenahan dan mendorong kepatuhan pebisnis kapal membayar jasa tunda dan pandu sesuai aturan.
“Ketidaktaatan membayar jasa kepelabuhan, tentu akan membuat suasana di Pelabuhan Pangkalbalam tidak kondusif dan diskriminasi bagi pebisnis yang taat aturan,” kata Nofal Hayin.
IPC Pangkalbalam akan terus berusaha untuk merangkul pengguna jasa untuk mau mentaati aturan berlaku, sebagai mana aturan Kementerian Perhubungan yang menyebutkan Pelabuhan Pangkalbalam merupakan wilayah wajib pandu. Ketaatan pada peraturan wajib pandu dan tunda pelayaran, guna menciptakan kondusifitas, aman dan nyaman bagi komunitas pelabuhan daerah itu.
“Suka tidak suka pengguna jasa pelabuhan harus mentaati aturan wajib pandu ini. Namun demikian, kita tetap berusaha menggunakan persuasif agar pengguna jasa ini mengikuti aturan yang berlaku, Apabila ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan suasana diskriminasi, karena pengguna jasa yang taat aturan tentu akan cemburu ” sambung GM Nofal Hayin
Selain mengurangi potensi keuangan negara, menciptakan suasana kondusifitas aman dan nyaman bagi pelayanan pengguna Pelabuhan Pangkalbalam juga menjadi tekad manajemen.
“IPC Pangkalbalam bertekad agar seluruh pengguna mengikuti aturan main berlaku. Ketidaktaatan salah satu perusahaan pelayaran akan mendorong atau menciptakan suasana yang tidak baik di pelabuhan ini. Contoh kalau ada kapal alami masalah karena tidak ikuti aturan maka akan berdampak pada keberangkatan dan sandar kapal lainnya, “ ujar Nofal Hayin yang berharap komitmen seluruh stakeholder Pelabuhan Pangkalbalam untuk taat dan patuh aturan kepelabuhan.
koranbumn1