PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) terus mengambil langkah strategis dalam rangka menambah lebih dari 100 pesawat dalam kurun lima tahun ke depan atau sampai 2029.
Direktur Niaga GIAA Reza Aulia Hakim mengungkapkan bahwa di bawah Direktorat Teknik GIAA, pihaknya terus mengambil langkah strategis untuk mempercepat penambahan armada, sekaligus memastikan setiap pesawat siap beroperasi dengan andal.
“Pengadaan armada ini dilakukan secara tepat, baik dari sisi spesifikasi, jadwal kedatangan, maupun skema biaya sehingga mendukung efisiensi dan profitabilitas perusahaan,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Dalam rencana pengadaan pula, termasuk melakukan perencanaan perawatan pesawat juga akan di-streamlining-kan bersama Citilink dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), agar lebih efisien tanpa mengurangi standar compliance.
Pada saat yang sama, keandalan pesawat akan terus dilakukan melalui program pemeliharaan menyeluruh dan monitoring berkelanjutan, sehingga operasional dapat berjalan aman dan lancar.
Dalam paparanya, Reza menuturkan bahwa memang ke depannya Garuda Indonesia secara bertahap menargetkan menambah lebih dari 100 armada hingga 2029.
Strategi penambahan armada ini akan memungkinkan Garuda Indonesia menghubungkan lebih dari 100 rute penerbangan dan mencapai 50% pangsa pasar domestik.
Reza menjelaskan bahwa dalam rencana penambahan armada dalam jangka panjang, salah satunya penjajakan bersama dengan pabrikan pesawat, yakni Boeing. Kerja sama tersebut pun agar Garuda Indonesia mendapatkan kepastian jumlah pesawat dan harga yang lebih kompetitif.
Untuk itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan pun terbang ke AS menemui Boeing untuk menindaklanjuti rencana pengadaan 50 armada sebagaimana kesepakatan perdagangan Indonesia dengan Donald Trump.
“Untuk keperluan bekerja sama jangka panjang inilah bapak direktur utama kami mendampingi bapak Presiden dalam lawatan beliau ke Amerika Serikat untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada dari Boeing,” ungkap Reza.
Untuk diketahui, armada Garuda Indonesia menyusut secara drastis jika dibandingkan dengan masa pra-pandemi Covid-19 atau pada 2019.
Di mana pada 2019, jumlah armada Garuda Indonesia mencapai 142 unit. Kemudian sejalan dengan penurunan jumlah penumpang dan minimnya pasokan suku cadang, pesawat yang dapat dioperasionalkan tersisi 68 unit pada 2022.
Seiring dengan pulihnya industri penerbangan, Reza menjelaskan bahwa sudah terjadi penambahan jumlah armada 71 armada pada 2023 dan 73 armada pada 2024.
Per Agustus 2025, total armada bertambah lima unit sehingga mencapai 78 unit. Terdiri dari 32 armada wide body dan 46 unit narrow body.
Hingga akhir tahun, rencananya akan ada tambahan dua unit lagi hingga akhir tahun sehingga total menjadi 80 unit.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















