Penghimpunan dana di pasar modal hingga 24 Agustus 2021 telah mencapai nilai Rp136,9 triliun atau meningkat 199 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp136,9 triliun per 24 Agustus 2021. Jumlah tersebut hampir melampaui realisasi penghimpunan dana pada 2020 senilai Rp118,8 triliun. Dalam periode yang sama terdapat 28 emiten baru yang melakukan IPO.
“Selain itu, masih terdapat penawaran umum yang masih dalam proses dari 92 emiten dengan nilai nominal sebesar Rp50,6 triliun,” papar OJK dalam keterangannya, Kamis (26/8/2021).
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengungkakan semarak penawaran umum masih akan terjadi hingga akhir tahun.
Ke depan, jelasnya, OJK akan terus berupaya meningkatkan basis suplai antara lain dengan mengakomodir calon emiten dari new economy alias perusahaan rintisan untuk melakukan IPO yang diharapkan dapat meramaikan perdagangan saham di BEI.
“Antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal yang terjaga ini diharapkan dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam peringatan 44 Tahun Bursa Efek Indonesia, Selasa (10/8/2021).
Di sisi lain, pandemi Covid 19 menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas sehingga terjadi penurunan konsumsi di masyarakat dan berdampak meningkatnya disposable income yang mengendap dalam bentuk simpanan di perbankan. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter juga turut meningkatkan likuiditas di pasar.
“Implikasi dari kebijakan dimaksud membuat masyarakat memiliki dana berlebih yang siap untuk diinvestasikan. Masyarakat kemudian mencari alternatif investasi lain yang memberikan return lebih tinggi, salah satunya instrumen pasar modal,” katanya.
Hingga Juli 2021, investor pasar modal meningkat menjadi 5,82 juta naik 93 persen secara tahunan yang didominasi oleh investor ritel berumur kurang dari 30 tahun atau investor milenial.
Pertumbuhan investor tersebut mencapai 2 kali lipat sejak awal pandemi dimana hal ini mencerminkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia.
“Keberhasilan ini merupakan upaya kita bersama dalam menjaga volatilitas pasar modal agar senantiasa stabil dan terkendali. Peningkatan jumlah investor ritel tersebut juga merupakan hasil dari transformasi digital yang menjadi kunci utama bagi pendalaman basis investor ritel di pasar modal,” urainya.