Usai gelar penawaran umum saham perdana (IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel langsung tancap gas. Perusahaan bakal mengakuisisi 6.000 menara dalam kurun waktu 2 tahun sampai 3 tahun ke depan. Langkah ini merupakan bagian dari ekspansi perusahaan secara anorganik.
“Kami harapkan akuisisi menaranya bisa dari Telkomsel dan tower operator lain,” ungkap Direktur Investasi MTEL Hendra Purnama saat dihubungi Kontan. co.id, Jumat (26/11).
Menurut Hendra, Mitratel sudah mempunyai beberapa nama perusahaan penyedia menara yang berpotensi diakuisisi. Akan tetapi, hal tersebut masih menjadi rahasia internal sehingga belum dapat diinformasikan ke publik.
Selain ekspansi anorganik, Mitratel juga akan melakukan ekspansi organik dengan membangun 3.000 menara baru dalam jangka waktu empat tahun ke depan. Lokasi pembangunannya akan bergantung dengan kebutuhan operator seluler.
Meskipun begitu, Mitratel juga tidak bisa sembarangan memenuhi permintaan pembangunan menara.
“Mitratel hanya akan memenuhi permintaan untuk membangun menara baru jika operator yang bersangkutan menjadi anchor tenant di menara tersebut,” ucap Hendra.
Dana ekspansi organik maupun anorganik ini bakal bersumber dari dana hasil IPO. Sebagaimana diketahui, dari hasil IPO, Mitratel mendapatkan dana segar mencapai Rp 18,79 triliun, sebesar 90% memang akan digunakan Mitratel untuk belanja modal.
Nah, dari jumlah tersebut, sekitar 44% bakal digunakan untuk pengembangan organik, seperti menambah kolokasi, membangun menara baru, membangun site baru, serta ekspansi layanan digital dan fiber.
Sementara itu, sebesar 56% akan dimanfaatkan Mitratel untuk pengembangan anorganik, salah satunya melalui akuisisi menara.
Jika rencana ekspansi ini terwujud, maka Mitratel berpotensi memiliki tambahan 9.000 menara pada tahun 2025. Dengan begitu, aset menara Mitratel dapat mencapai lebih dari 37.000 unit dibanding saat ini yang sebanyak 28.030 unit.
Sumber Kontan, edit koranbumn