PT PP Presisi Tbk (PPRE) menilai progres kontrak baru masih on track hingga akhir Mei 2021. Dalam lima bulan ini, anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 1,7 triliun.
Direktur Perencanaan Bisnis & HCM PPRE, Rebimun menjelaskan realisasi tersebut masih sesuai target kontrak baru perseroan. “Kami proyeksikan sampai Juni 2022 kontrak baru kami sebesar Rp 1,98 triliun, jadi ini masih on track,” dalam Virtual Press Conference Penawaran Umum Obligasi PT PP Presisi Tahun 2022, Senin (30/5).
Adapun sepanjang 2022, perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 10% dari realisasi tahun lalu. Sebagai gambaran, pada tahun 2021, PPRE memperoleh kontrak baru sebesar Rp 2,9 triliun.
Guna mengejar pertumbuhan kinerja, PPRE juga segera menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2022 sebanyak-banyaknya sebesar Rp 500 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk penambahan alat berat. Maklum, PPRE masih terus fokus pada diversifikasi bisnisnya di jasa pertambangan. “Kami melihat pasar di Weda Bay masih cukup besar dan terbuka,” kata Rebimun.
Oleh sebab itu, tahun ini PPRE menargetkan anggaran capex sebesar Rp 431 miliar yang akan digunakan utamanya untuk peremajaan dan ekspansi alat berat. Adapun, hingga kuartal I kemarin perseroan telah menyerap capex sebesar Rp 195 miliar yang disalurkan ke proyek Weda Bay.
Dari sisi kinerja, hingga kuartal I 2022 PPRE mengantongi pendapatan Rp 829 miliar. Realisasi tersebut tumbuh 24,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan peningkatan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 26,7% pada kuartal I 2022 menjadi Rp 39,2 miliar dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 30,9 miliar.
Sumber kontan, edit koranbumn












