PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sudah mulai mencatatkan pertumbuhan positif transaksi kartu kredit. Per April 2021, volume transaksi kartu kredit bank pelat merah ini mengalami pertumbuhan sebesar 15 % year on year (YoY).
Outstanding atau baki debet kartu kredit BNI juga tumbuh sebesar 0,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. ” Sampai akhir tahun 2021, kami mengharapkan baki debet kartu kredit tetap terjaga di atas Rp 11 triliun,” kata Grace Situmeang General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI .
BNI berupaya memenuhi kebutuhan nasabah melalui transaksi kartu kredit yang difokuskan pada transaksi new life-style experience, antara lain groceries, gadget, health dan e-commerce, termasuk peningkatan transaksi regional, dan kemudahan bagi nasabah melalui program cicilan bunga ringan, maupun dana tunai.
Selain itu, BNI juga terus memberikan mudahan pembukaan kartu kredit secara digital, serta kemudahan layanan melalui aplikasi BNI credit card mobile.
Berdasarkan materi presentasi analisi meeting BNI, total outstanding kartu kredit perseroan mencapai Rp 11,7 triliun per Maret 2021. Posisi tersebut masih mengalami penurunan sebesar 6,2% secara YoY.
Bank Indonesia (BI) akan mengambil langkah untuk mendukung transmisi kebijakan suku bunga acuan terhadap bunga kredit perbankan. Hal ini diharapkan untuk memacu pertumbuhan kredit yang masih kontraksi 2,28% secara year on year (YoY) per April 2021.
Salah satu kebijakan yang akan diambil BI adalah dari sisi kartu kredit. Bank sentral ini akan kembali menurunkan batas maksimum suku bunga Kartu Kredit dari 2% menjadi 1,75% per bulan yang akan berlaku mulai 1 Juli 2021. Kebijakan ini diambil dalam rangka mendukung transmisi kebijakan suku bunga dan efisiensi transaksi nontunai
Grace belum bisa memberikan tanggapan atas rencana penurunan batas maksimum penurunan kartu kredit tersebut dana bagaimana dampaknya terhadap perkembangan transaksi kartu kredit perseroan tahun ini.
Sumber Kontan, edit koranbumn