Penjualan PT Semen Baturaja Tbk. pada dua bulan pertama tahun ini mengalami penurunan sejalan dengan tren industri. Penyebaran virus corona dikhawatirkan akan membuat penjualan semakin berat.
Mengutip data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen nasional sepanjang Januari—Februari mencapai 10,86 juta ton. Tingkat konsumsi ini mengalami penurunan 6,3 persen dibadingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
VP Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri mneyatakan perseroan juga mengalami penurunan penjualan 5 persen secara tahunan. Meski begitu, perseroan masih dapat mempertahankan pangsa pasar.
“Namun, kami masih mampu menjaga pangsa pasar di wilayah pemasaran utama SMBR, yaitu Sumatera Selatan, tetap stabil dari bulan lalu, dan di Lampung, kami tetap dapat meningkatkan pangsa pasar 2 persen menjadi 24 persen,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (17/3/2020).
Dia menjelaskan, sejauh ini faktor penurunan penjualan pada awal tahun lebih banyak disebabkan oleh faktor musiman karena belum dimulainya proyek pemerintah. Selain itu, belum berakhirnya musim hujan membuat permintaan semen masih sepi.
Basthony menuturkan, kelesuan yang terjadi pada pasar semen juga diperkirakan akan terjadi lantaran kondisi global. Pandemi global virus corona dinilai akan menjadi faktor utama yang menyebabkan penurunan permintaan di dalam dan luar negeri.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa perseroan belum merasakan adanya penurunan penjualan yang dipicu oleh penyebaran virus tersebut. Namun, jika penyebarannya tak jua dihentikan, permintaan semen akan menurun akibat perlambatan ekonomi.
“Ke depannya, apabila penyebaran Covid-19 terus berlanjut, maka akan berdampak penurunan permintaan semen dengan adanya perlambatan ekonomi akibat banyak tertundanya proyek infrastruktur,” jelasnya.
Untuk memitigasi hal itu, perseroan akan melakukan ekspansi ke sejumlah pasar potensial baru. Dia mengharapkan, penjualan dari pasar baru bakal dapat mengkompensasi penurunan penjualan di wilayah lainnya. Perseroan optimistis hal ini akan membantu mencapai target pertumbuhan bisnis yang ditetapkan.
“Sampai saat ini SMBR tidak melakukan penyesuaian terhadap target yang telah ditetapkan. Kita tetap berusaha optimal utk mencapai target korporasi. Diharapkan pertumbuhan penjualan dan laba tetap naik,” katanya.
Meski begitu, dia mengatakan pihaknya masih melakukan kajian terkait dampak dari penyebaran virus corona terhadap pasar semen. Meski ada potensi penurunan, dia menuturkan perseroan belum dapat meyampaikan berapa angka pasti potensi penuruan pasar tersebut.
Sumber Bisnis, edit koranbumn