Setelah berjalan selama tiga tahun Gerakan Nasional Satu Juta Surya Atap telah tercatat sebanyak 2.346 pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terpasang PLTS atap
irektur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan, pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap telah mengalami perkembangan cukup signifikan.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, per Juni 2020 kapasitas terpasang PLTS atap sudah mencapai 11,5 megawatt dari total 2.346 pelanggan.
Adapun, pada saat pertama kali GNSSA dimulai yakni pada 2017 hanya 268 pelanggan PLN.
Sementara itu, per 2018, hanya 609 pelanggan. Dengan demikian, dalam kurun waktu 1,5 tahun naik sekitar 1700 pelanggan.
“Jumlah bisa saja lebih besar, karena untuk pelanggan industri dan komersial tidak terkoneksi dengan PLN. Lalu ada juga pelanggan rumah tangga yang tidak menggunakan net-metering atau kWh exim. Estimasi kami, kapasitas PLTS atap mencapai 27-28 mw,” kata Fabby kepada Bisnis, Kamis (24/9/2020).
Dia menjelaskan, GNSSA tidak mematok target yang tetap karena hanya bersifat gerakan dan imbauan kepada masyarakat.
Namun, dalam perkembangannya, dalam setahun terakhir pertumbuhan PLTS atap yang ada di bangunan komersial dan industri meningkat pesat.
Dia menuturkan, beberapa perusahaan multinasional memasang PLTS dalam orde megawatt, dan PLTS atap di gedung-gedung pemerintah.
Sementara itu, PLTS atap rumah masih merupakan potensi pasar cukup besar. Masalahnya, sebagian besar masih terkendala dengan investasi di muka yang cukup besar.
“Rekomendasi IESR kepada pemerintah adalah menyediakan dana yang ditaruh di bank-bank BUMN dan swasta untuk skema pendanaan khusus PLTS atap untuk rumah tangga dan UMKM, dengan tingkat bunga serendah mungkin. Kalau ini ada, diharapkan pasar PLTS atap akan terbuka lebih luas,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn