PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menyalurkan pinjaman kepada penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp 6,88 triliun sejak Januari hingga kuartal III-2022. “Dana ini dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan,” ungkap Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam Media Gathering SMF 2022 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (4/11/2022).
Secara kumulatif sejak tahun 2006 sampai dengan 30 September 2022, penyaluran dana perseroan telah mencapai Rp84,84 triliun yang terdiri dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp71,9 triliun, sekuritisasi KPR sebesar Rp12,79 triliun, dan pembelian KPR sebesar Rp156 miliar.
Ia menyebutkan dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1,4 juta debitur KPR yang meliputi 57,43 persen pembiayaan, 25,22 persen KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), 17,24 persen sekuritisasi, dan 0,11 persen pembelian KPR.
Di sisi lain, pada triwulan III-2022 perseroan telah merealisasikan penerbitan surat utang melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan VI Tahap III Tahun 2022 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp3 triliun. Obligasi ini adalah bagian dari Obligasi Berkelanjutan VI SMF dengan nilai target dana yang akan dihimpun sebesar Rp17 triliun.
Sejak tahun 2009 hingga saat ini SMF telah melakukan penerbitan surat utang sebanyak 51 kali dengan total Rp50,4 triliun, yang terdiri dari 38 kali penerbitan obligasi dan Sukuk Mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp45,63 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun, dan satu kali penerbitan surat berharga komersial sebesar Rp120 miliar.
“Penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan dalam memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR. Hal ini juga merupakan bagian dari komitmen SMF untuk mendukung ketersediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Terkait transaksi sekuritisasi, Ananta mengatakan sejak tahun 2009 sampai dengan triwulan III-2022 SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp12,79 triliun.
Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan peringkat idAAA. Kondisi tersebut mencerminkan struktur EBA-SP yang diterbitkan SMF solid.
sumber : Antara, Republika Edit koranbumn