Meski lonjakan kasus harian Covid-19 masih tinggi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tetap membuka peluang penyaluran kredit ke seluruh segmen dan sektor dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, seiring dengan upaya pemerintah dan regulator menjaga pertumbuhan ekonomi lewat beragam relaksasi, diharapkan permintaan kredit bisa ikut terangkat sehingga dapat turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“Kredit konsumsi Bank Mandiri, sampai dengan Mei 2021 total ending balance kredit konsumsi tercatat mencapai Rp1 34,6 triliun, dimana telah meningkat sebesar 1,32% year to date. Adapun, porsi kredit konsumsi terhadap total kredit Bank Mandiri hingga Mei 2021 mencapai 17,2%, porsi tersebut relatif stabil jika dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2020 lalu,” kata dia kepada Kontan.co.id pada Kamis (8/7).
Pandemi Covid-19 memang telah menyebabkan melemahnya permintaan kredit perbankan. Kendati demikian, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit UMKM masih tumbuh dan mampu membantu perbaikan kontraksi kredit perbankan hingga Mei 2021.
Bank Indonesia (BI) mencermati, intermediasi perbankan menunjukkan perbaikan, seperti terlihat pada kontraksi yang menurun, tercatat sebesar -1,28% year on year (yoy) pada Mei 2021.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono bilang perbaikan terjadi pada seluruh segmen kredit, terutama pada Kredit Konsumsi dan UMKM yang mulai tumbuh positif masing-masing sebesar 1,39% yoy dan 1,70% yoy. Selain itu, KPR yang tumbuh tinggi sebesar 6,61% (yoy).
“Peningkatan pertumbuhan KPR, sejalan dengan pertumbuhan penjualan properti, yang didorong oleh kebijakan pelonggaran Loan to Value (LTV) Kredit Properti dari BI, penurunan suku bunga KPR, serta insentif pajak oleh Pemerintah. Sejalan dengan kenaikan kasus Covid-19 sejak pertengahan Juni 2021, maka kinerja korporasi dan rumah tangga senantiasa dicermati,” mengutip pernyataan Erwin di situs resmi BI
Sumber Kontan, dit koranbumn