Sejak beroperasi pada 2019, kinerja Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) terus meningkat. Hal itu terindikasi dari semakin banyaknya kunjungan kapal serta aktivitas bongkar muat petikemas, curah cair, dan general cargo.
Kunjungan kapal sampai dengan November 2020 mencapai 250 call, naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 108 call. Aktivitas bongkar muat peti kemas di KTMT selama periode Januari – November 2020 mencapai 46.320 box atau setara 48.862 TEUs, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sejak beroperasi pada 2019, kinerja Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) terus meningkat. Hal itu terindikasi dari semakin banyaknya kunjungan kapal serta aktivitas bongkar muat petikemas, curah cair, dan general cargo.
Kunjungan kapal sampai dengan November 2020 mencapai 250 call, naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 108 call. Aktivitas bongkar muat peti kemas di KTMT selama periode Januari – November 2020 mencapai 46.320 box atau setara 48.862 TEUs, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kuala Tanjung Industrial Estate dirancang sebagai Kawasan industri modern dan berkelanjutan di wilayah yang seluas 3.400 hektar dalam beberapa tahap pengembangan. Saat ini Pelindo 1 telah mengantongi izin penetapan lokasi (Penlok) dari pemerintah Kabupaten Batu Bara seluas 1.128 hektar.
Dengan potensi industri petrokimia, semen, sawit, karet, manufaktur, dan produk makanan serta akan menghadirkan lapangan kerja hingga mencapai 65.000 tenaga kerja.
Terdapat empat tahap rencana pengembangan Kuala Tanjung Port & Industrial Estate dalam jangka menengah panjang oleh Pelindo 1 yakni pengembangan KTMT, kawasan industri Kuala Tanjung, hub internasional, dan integrated urban area. Empat proyek tersebut membentuk ekosistem yang saling menunjang satu sama lain.
Sumber Kontan, edit koranbumn