Hingga Oktober, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 17 triliun atau 77,2% dari kuota yang diterima perseroan tahun ini yakni Rp 22 triliun. Dari jumlah itu, BNI telah melakukan restrukturisasi kredit kepada sekitar 99.000 debitur program kredit usaha rakyat (KUR) dengan nilai kredit mencapai Rp 14 triliun.
GM Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, restrukturisasi kredit ini masih terus berlanjut untuk menjaga sustainabilitas restrukturisasinya termasuk adanya perpanjangan atau peninjauan kembali atas skema restrukturisasi yang dinikmati debitur.
Ia melihat potensi gagal bangkit bagi debitur yang direstrukturisasi itu relatif kecil dengan adanya tambahan stimulus penundaan pokok dan pemberian tambahan subsidi bunga yang diberikan oleh pemerintah.
“NPL KUR BNI saat ini masih terjaga di bawah 0,5%,” kata Bambang
Sedangkan penyaluran KUR BNI selama 10 bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp 17 triliun atau 77,2% dari kuota yang diterima perseroan tahun ini yakni Rp 22 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada 190.000-an pelaku usaha dimana penyerapannya masih didominasi sektor produktif yakni 51%.
Guna merealisasikan seluruh kuota tahun ini, BNI melakukan digitalisasi proses kredit, penguatan dan penambahan klaster-klaster produktif binaan BNI, serta value chain dari segmen menengah/ korporasi serta akuisisi debitur unggulan lokal.
“Dengan strategi itu, kami tetap optimis dapat menyalurkan plafon KUR yang diberikan oleh pemerintah tahun ini,” kata Bambang.
Digitalisasi dalam segala lini bisnis merupakan salah satu fokus BNI ke depan. Salah satu caranya adalah merangkul penyedia platform digital yang ada untuk berkolaborasi baik dalam hal cash management, pembiayaan kepada mitra platform digital, dan skema kerjasama lainnya.
Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 17 miliar kepada pengguna platform digital yang telah bekerjasama dengan BNI.
Sumber Kontan, edit koranbumn