PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) ke depan hanya akan fokus pada dua komoditas yaitu gula dan minyak sawit. Langkah tersebut merupakan bagian dari transformasi perusahaan untuk memperkuat kemandirian pangan nasional.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan untuk mencapai sasaran itu, Holding Perkebunan Nusantara bakal mengkonsolidasikan 14 PTPN.
Dia menargetkan pada akhir bulan ini, 36 pabrik gula PTPN akan selesai konsolidasi menjadi Sugar Co, sedangkan Palm Co yang nantinya menaungi kelapa sawit, karet dan sebagian teh akan selesai pada akhir Oktober 2022.
“Baik sasaran korporasi dan nasional inpres dari pemegang saham, kami melakukan konsolidasi organisasi di mana PTPN saat ini yg holding-nya PTPN III persero di bawahnya PTPN 1,2,5,6,7 sampai 14,” ujar Ghani dalam Ngobrol Pagi Seputar BUMN “Sumbangsih BUMN kepada Masyarakat Indonesia”, Senin (22/8/2022).
Dia mengatakan, setelah konsolidasi tersebut selesai, pada paruh pertama tahun 2023 ditargetkan Sub Holding PTPN III Palm Co bakal initial public offering (IPO).
“Jadi akhir Oktober paling lambat selesai maka persiapan IPO kita hitung-hitung tadinya mau akhir ini tapi jadi berubah ke tahun depan mudah-mudahan di kuartal 2 atau 3 tahun 2023,” jelasnya.
Ghani melanjutkan, pihaknya menargetkan dana senilai Rp5 triliun hingga Rp10 triliun dari IPO ini. Dalam proses IPO ini, Ghani menuturkan PTPN menunjuk Mandiri Sekuritas dan McKinsey sebagai penasihat dalam IPO ini.
Dia menuturkan, dari IPO tersebut ditargetkan PTPN akan bisa memperbesar lahan sawit yang dikelola. Saat ini, lahan sawit yang dikelola PTPN hanya sekitar 500.000 hektare atau 4 persen dari luas nasional dengan kontribusi produksi sebesar 6 persen.
Ghani menargetkan pada tahun 2030 nanti luas lahan sawit yang dikelola PTPN bisa mencapai 700.000 hektare. Dengan begitu, dia optimis peran PTPN III akan semakin kuat dalam perannya sebagai perusahaan negara.
“PTPN itu berbisnis bukan dari sisi korporasi tapi national interest, kalau ada kepentingan nasional kita capai dulu,” ujarnya.
Sementara itu, untuk proses IPO Sugar Co, Ghani belum mau menyebut jadwal IPO-nya. Menurut dia, pihaknya masih akan terus mengembangkan kapasitas internal perusahaan BUMN tersebut untuk terus perkuat cadangan gula nasional.
“Lalu terkait dengan proses-proses konsolidasi gula atau Sugar Co, targetnya akhir bulan ini selesai spin off dari seluruh pabrik gula anak perusahaan di dalam Sugar company lalu awal Oktober paling lambat sudah spin off karena proses perjanjian sudah jalan, tapi untuk gula tidak secepatnya,” ungkapnya.
Sumber bisnis, edit koranbumn