BRI mencatat pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah aktif tabungan emas yang kini mencapai 3,8 juta orang.
“Layanan bullion dan aplikasi digital Tring dari Pegadaian juga turut memperkuat posisi BRI Group dalam ekosistem emas nasional,” ujar Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam keterangan resminya, Kamis (20/11/2025).
Dia menegaskan integrasi layanan emas Pegadaian dengan aplikasi BRImo juga memperluas akses investasi bagi segmen ritel.
BRI Group juga menyiapkan ekspansi lanjutan di sektor bullion untuk melayani kebutuhan pembiayaan modal kerja berbasis emas, sekaligus memperkuat posisi sebagai penyedia layanan keuangan yang inklusif.
“Inisiatif ini mencerminkan komitmen BRI Group dalam menghadirkan solusi keuangan yang inovatif dan berkelanjutan,” ujar Hery.
Adapun, BRI membukukan laba bersih tahun berjalan konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun hingga akhir kuartal III/2025. Nilai tersebut terdiri dari laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp40,78 triliun dan kepentingan non-pengendali senilai Rp453,43 miliar.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, bank spesialis kredit wong cilik itu mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun.
Dilansir dari laporan keuangan yang rilis pada Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (30/10/2025), raihan laba BRI didorong oleh kenaikan pendapatan bunga dan pertumbuhan kredit yang masih solid. Pendapatan bunga BRI tercatat Rp155,16 triliun, naik 3% dari Rp150,63 triliun pada kuartal III/2024.
Meski demikian, beban bunga juga ikut meningkat menjadi Rp44,16 triliun, atau naik 3,25% dibandingkan Rp42,77 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih BRI naik 2,9% dari Rp107,86 triliun menjadi Rp110,99 triliun per September 2025.
Beberapa pos yang mempengaruhi raihan laba BBRI di antaranya beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang naik 13,99% menjadi Rp33,59 triliun, dari Rp29,46 triliun pada tahun sebelumnya.
Selain itu, beban lainnya mencatat lonjakan paling signifikan, naik 74,7% menjadi Rp69,83 triliun, dibandingkan Rp39,97 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatat pertumbuhan 6,26%, dari Rp1.353,36 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp1.438,11 triliun pada kuartal III/2025.
Adapun, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) juga meningkat tipis 0,86% menjadi Rp80,74 triliun, dari Rp80,05 triliun setahun sebelumnya. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 8,24% menjadi Rp1.474,78 triliun, dari Rp1.362,41 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sumber Bisnis, edit koranbumn












