PT Hutama Karya (Persero) menargetkan untuk mempercepat penyelesaian konstruksi proyek Pelabuhan Sanur untuk mendukung gelaran Presidensi KTT G20.
Hutama Karya sendiri merupakan kontraktor dengan porsi mayoritas pada proyek pembangunan Pelabuhan Sanur yang mulai digarap sejak akhir 2020.
Adapun, paket pekerjaan yang digarap oleh Hutama Karya mencakup desain dan build structure pelindung pantai dengan jenis Rubble Mound Breakwater, pekerjaan pengerukan lapisan tanah di sekitar pantai, pembangunan dermaga apung atau ponton, penguatan dinding pantai eksisting serta pembangunan fasilitas darat pelabuhan yakni terminal dan pos jaga.
Melalui Joint Operation (JO) dengan PT Sumber Bangun Sentosa serta PT Virama Karya (Persero), proyek ini ditargetkan dapat rampung lebih cepat 6 bulan yakni pada September 2022 dari target semula Februari 2023.
Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi juga menyatakan bahwa perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi di lapangan untuk dapat mempercepat proses konstruksi dengan tepat biaya dan tepat mutu.
“Hingga saat ini progres pembangunan Pelabuhan Sanur telah mencapai lebih dari 80 persen. Sejumlah strategi percepatan yang kami lakukan diantaranya pekerjaan DED dikerjakan simultan dengan pekerjaan konstruksi, selektif dalam pemilihan vendor yang berkualitas dan penambahan sumber daya manusia sesuai kebutuhan,” ujar Gunadi dalam keterangan resminya, Senin (22/8/2022).
Gunadi mengatakan pihaknya telah mengantisipasi sejumlah hambatan dalam proses pengerjaan melalui lewat penerapan teknologi khusus dalam proyek ini.
Hutama Karya menggunakan teknologi BPPT Lock 1,3 Ton dan 3,6 Ton sebagai Armor utama pengganti Tetrapod dalam struktur Breakwater.
“Kami berharap proyek ini rampung sesuai waktunya dengan tetap mengedepankan kualitas hasil dan mutu sehingga dapat digunakan saat perhelatan G20 nanti.” jelasnya.
Kehadiran Pelabuhan Sanur akan menjadi destinasi baru bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Dewata. Tak hanya itu, utamanya Pelabuhan ini akan digunakan peserta G20 pada November nanti untuk menyebrang ke Nusa Penida, serta sebagai simbol kemajuan infrastruktur publik khususnya di Pulau Bali.
Sumber Bisnis, edit koranbumn