PT Hutama Karya (Persero) proyeksikan persoalan lahan pada Tol Pekanbaru-Dumai tuntas pada Oktober 2020.
Executive Vice PresidentĀ Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan menyebutkan persoalan yang ada saat ini hanya tinggal menunggu proses yang bukan merupakan wewenang dari Hutama Karya sebagai BUJT.
“Proses pengadaan tanah merupakan wewenang dari regulator. Namun untuk percepatan pekerjaan, Hutama Karya terus berinisiatif melakukan upaya persuasif agar mendapatkan izin menyelesaikan pekerjaan di area yang masih belum tuntas,” ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (24/9).
Menurutnya, terdapat 3 titik prioritas permasalahan lahan saat ini yaitu exit tol Kandis Utara, tapper di Duri Selatan dan beberapa lahan warga di Pinggir. Namun lahan-lahan warga tersebut saat ini sudah didaftarkan untuk konsinyasi dan sebagian besar sudah terbit penetapannya.
Karenanya, ia menilai persoalan ini akan selesai di bulan Oktober 2020. Hal ini berkaca pada step by step dari prosedur secara formal yang harus dilalui dengan cara konsinyasi dan eksekusi pengosongan.
Ia mengaku dengan adanya permasalahan lahan tersebut dapat mempengaruhi pada pendapatan perusahaan. “Untuk exit tol Kandis Utara, hal ini sedikit berpengaruh terhadap rencana pemasukan jalan tol karena Gerbang Tol yang terletak di area tersebut belum dapat dioperasikan,” sebutnya.
Tol ini sendiri, baru diresmikan hari ini secara virtual hari ini, Jumat (25/9) oleh Presiden Joko Widodo. Ia menyatakan bahwa selesainya proyek senilai Rp 12,18 triliun ini diharapkan mampu dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produktif bagi masyarakt di Provinsi Riau atau masyarakat yang melintas.
“Jalan tol ini akan memperpendek jarak tempuh dari yang sebelumnya sekitar 200 km dari jalan nasional menjadi hanya 131 km. Dengan kondisi di mana wilayah ini sering dilintasi oleh truk-truk pengangut sawit serta minyak, maka logistik akan menjadi efisien dari segi waktu maupun biaya,” ujarnya dalam keterangan resminya.
Selain itu, keberadaan jalan tol ini disebutnya sudah mengundang minat investasi untuk pengembangan usaha di sekitar trayek tol seperti kawasan industri, perumahan, dan pariwisata. Menurutnya, sentra-sentra baru ini sudah pasti akan meningkatkan aktivitas perrekonomian di sekitar wilayah tol yang akan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak lagi.
Tol Pekanbaru-Dumai ini dilengkapi dengan 5 interchange atau Simpang Susun (SS), 4 jembatan sungai. Jalan tol dengan lebar uta sepanjang 3,6 meter untuk tiap lajur ini dilengkapi oleh 7 gerbang tol (GT) yaitu GT Pekanbaru, GT Minas, GT Kandis Selatan, GT Kandis Utara, GT Bathin Solapan, dan GT Dumai.
Dengan diresmikannya tol ini, maka total panjang tol yang dioperasikan Oleh Hutama Karya menjadi 514,5 km. Ruas tersebutĀ ruas Medan – Binjai seksi 2&3 (17 KM), ruas Bakauheni ā Terbanggi Besar (141 KM), ruas Palembang – Indralaya (22 KM), ruas Terbangi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 KM), ruas Sigli ā Banda Aceh seksi 4 Indrapuri ā Blang Bintang (14 KM) dan ruas Pekanbaru ā Dumai 131,5 KM.
Sementara total panjang ruas tol yang masih dalam tahap konstruksi adalah sepanjang Ā±641 KM meliputi ruas Kisaran ā Indrapura (48KM), ruas Kuala Tanjung ā Tebing Tinggi ā Parapat (143KM), ruas Sigli ā Banda Aceh (60KM), ruas Sp. Indralaya ā Muara Enim (121 KM), ruas Padang ā Sicincin (37KM), ruas Pekanbaru ā pangkalan (83KM), ruas Bengkulu ā Taba Penanjung (18KM), dan ruas Binjai ā Langsa (131KM).
Sumber Kontan, edit koranbumn