PT Hutama Karya (Persero) memastikan siap untuk menawarkan sejumlah ruas jalan tol Trans Sumatra yang dikelola pihaknya kepada Indonesia Investment Authority (INA).
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengungkapkan, pada dasarnya pihaknya siap untuk melakukan divestasi aset ruas tol yang dikelola, akan tetapi sejauh ini memang proses tersebut masih dalam penjajakan.
“Perusahaan masih dalam proses penjajakan dengan INA untuk recycling aset konsesi yang dikelola oleh HK termasuk dengan ruas ruas mana saya yang akan ditawarkan,” ujar Tjahjo kepada Kontan.co.id, Jumat (23/7).
Dia menambahkan, selain dalam bentuk divestasi, skema lain yang mungkin ditawarkan yakni pengalihan konsesi untuk jangka waktu tertentu.
Jika rencana ini terwujud, Hutama Karya menargetkan penggunaan dana yang diperoleh untuk pembangunan ruas tol baru di Sumatra.
Sebelumnya, tiga pengelola dana global dikabarkan siap berinvestasi di beberapa ruas jalan tol di Indonesia.
Ketiga investor itu adalah Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Ketiganya dikabarkan siap membeli sejumlah ruas jalan tol milik BUMN. Total dana dari ketiganya bisa mencapai US$ 3,75 miliar atau setara Rp 54 triliun.
Ridha D.M. Wirakusumah, Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) menjelaskan, saat ini konsorsium INA dan tiga investor sedang melakukan uji kelayakan (due diligence) dan bernegosiasi dengan para pemilik jalan tol.
“Ada operator yang berminat menjual sebagian kecil, separuh bahkan seluruh sahamnya di ruas tol yang mereka miliki,” kata dia melalui pesan singkat kepada KONTAN, Rabu (21/7).
Keseluruhan transaksi tersebut sepenuhnya berdasarkan principle willing buyer dan willing seller. “Bagi pemilik jalan tol yang berminat melepas (menjual), dana dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk membayar utang atau memperkuat kinerja keuangan mereka ataupun untuk membangun tol baru,” imbuh Ridha.
Secara lebih rinci, Ridha menjabarkan bahwa dari total dana investasi US$ 3,75 miliar milik konsorsium, sebanyak tiga entitas asing tadi (CDPQ, APG, dan ADIA) menyetorkan investasi US$ 1 miliar. Adapun INA menyetorkan dana investasi US$ 750 juta atau 20% dari total investasi konsorsium.
Sumber KOntan, edit koranbumn