PT ID Survey (Persero) menilai transformasi hijau dunia usaha di Indonesia telah menjadi kebutuhan untuk masa depan.
Direktur Utama IDSurvey, Arisudono Soerono mengatakan perubahan iklim bukan sekadar isu global yang tidak bisa diabaikan. Fenomena gelombang panas, banjir, hingga kekeringan yang terjadi di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah konsekuensi dari aktivitas manusia sehari-hari.
“Green business penting, bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan mendesak untuk masa depan,” kata Arisudono dalam keterangannya, Rabu (10/9/2025).
Dia menambahkan perusahaan merupakan pengguna sekaligus penghasil emisi yang besar. Di sisi lain, perusahaan juga memiliki sumber daya besar untuk melakukan perubahan dan berperan dalam transisi hijau.
Menurutnya, green business merupakan ekosistem yang meliputi banyak aspek. Antara lain penerapan tata kelola perusahaan yang transparan melalui prinsip ESG; pengelolaan limbah menjadi energi lewat konsep waste-to-energy; hingga upaya dekarbonisasi untuk menekan emisi karbon.
Dia mencontohkan sektor logistik dapat bertransformasi dengan menghadirkan green & smart port, sementara pembangunan fisik bisa diarahkan menuju green building yang hemat energi. Dari sisi produk, eco-label menjadi penanda bahwa barang yang kita konsumsi ramah lingkungan, sedangkan di sektor pariwisata ada eco-tourism yang menjaga alam sekaligus memberdayakan masyarakat.
Ekonomi sirkular juga hadir untuk memastikan sumber daya digunakan berulang tanpa terbuang, sementara sustainable financing menjadi fondasi agar proyek berkelanjutan dapat terus berjalan.
Selain itu, IDSurvey memiliki tiga pilar utama layanan Green Business. Pertama, dekarbonisasi untuk membantu menurunkan emisi dan manajemen karbon. Kedua, eco-framework yang memastikan efisiensi sumber daya dan kepatuhan lingkungan.
Ketiga, ESG & sustainability sebagai panduan keberlanjutan bisnis jangka panjang. Melalui ketiga pilar ini, IDSurvey mendampingi klien menuju transformasi hijau yang lebih nyata.
“IDSurvey bisa mendampingi perusahaan menjalankan praktik bisnis hijau dengan jaringan 87 laboratorium, 144 cabang operasional, termasuk 12 layanan internasional, serta lebih dari 140 jenis layanan sertifikasi,” katanya dalam Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025
Sumber Bisnis, edit koranbumn















