Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi, terus mewujudkan komitmen dalam rangka terciptanya industri keuangan, khususnya keuangan non-bank, yang inklusif. Selain merupakan bagian dari misi Perseroan, hal ini juga sejalan dengan cita-cita negara sebagaimana tercermin dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.
Semangat inklusivitas itu diwujudkan IFG dengan berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai dalam Diversity, Equity, dan Inclusion (DEI) serta Environment, Social, Governance (ESG) di dalam perusahaan. Salah satunya, tercermin pada transformasi dari sisi penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan perbaikan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) untuk mendukung pertumbuhan yang sehat dan organisasi yang berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan IFG, Beko Setiawan, mengungkapkan sejak ditunjuk menjadi Holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi oleh pemerintah melalui PP No. 20 tahun 2020 tanggal 16 Maret 2020, IFG fokus pada penguatan fundamental terutama dari sisi SDM dan aspek GCG baik di level holding maupun anggota holding. Inisiatif ini dilakukan sebagai upaya transformasi IFG untuk membawa perubahan di industri keuangan non-bank yang lebih sehat dan berkelanjutan serta menjadi motor terwujudnya industri keuangan non-bank yang inklusif.
”Penerapan nilai-nilai dalam DEI dan ESG ini sejalan dengan kehadiran IFG yang dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan untuk berperan dan berkontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan industri keuangan non-bank khususnya bidang asuransi, penjaminan, dan investasi. Maka terwujudnya inklusi keuangan yang menjadi cita-cita negara juga merupakan tujuan dari IFG,” ucapnya saat menjadi pembicara tema “Transformasi untuk Industri Non-Bank yang Lebih Sehat, Berkelanjutan, dan Inklusif” dalam Konferensi rangkaian acara The 1st Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2022 yang diselenggarakan oleh HUMAS INDONESIA bagian dari PR INDONESIA Group.
DEI dan ESG merupakan isu penting saat ini sebagai kerangka kerja (framework) tata kelola perusahaan dan investasi. Perannya sejalan dengan isu keberlanjutan (sustainability) yang acuannya dirumuskan sejumlah lembaga global yang berkredibilitas dan penerapannya menjadi kesepakatan di banyak negara.
Penguatan fundamental dari sisi SDM dan GCG merupakan salah satu fokus IFG sejak awal berdirinya, kata Beko, adalah sejalan dengan nilai-nilai DEI dan ESG. Pada praktiknya dilakukan melalui pembenahan di internal melalui penguatan integritas SDM antara lain bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung, pembenahan sistem tata kelola, perbaikan manajemen risiko, sinergi antar ekosistem holding, inovasi model bisnis, integrasi dan digitalisasi data, hingga peningkatan kemampuan risk arbitrage dan aktuaria.
Langkah tersebut juga menjadi wujud komitmen IFG untuk bisa menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya asuransi, penjaminan, dan investasi yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan landasan tata kelola yang baik dan berintegritas.
Dengan begitu, kata Beko, keuangan inklusif yang merupakan kondisi ideal di mana setiap masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman serta efisien, bisa terwujud. ”Sangat penting bagi kita untuk menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat dalam memperoleh akses dan pengalaman layanan keuangan yang positif untuk masa depan yang lebih baik,” Beko mengungkapkan.
Terlebih IFG memiliki peran strategis yang juga tercermin dari posisi Perseroan sebagai pemimpin pasar (market leader) di sejumlah lini bisnis seperti Asuransi Umum dan Penjaminan. Maka langkah nyata seperti misalnya penanganan perang harga (price war) di sejumlah anggota holding melalui pembentukan kolaborasi berbagai produk yang memiliki dampak turunan positif yang luas. Mendorong perbaikan terhadap industri dan pada akhirnya menciptakan keuangan yang inklusif.
Pentingnya inklusi keuangan ini juga diumumkan pemerintah dan menjadi salah satu agenda penting dalam Presidensi G20 di Indonesia tahun 2022. Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) Sri Mulyani menyebut inklusi keuangan akan memberikan peran signifikan dalam terwujudnya harapan sesuai tema G20 tahun 2022 yaitu pulih bersama dan pulih lebih kuat (Recover Together, Recover Stronger). (*)