Indonesia Financial Group (IFG) menargetkan perusahaan asuransi jiwa baru IFG Life beroperasi pada Januari 2021. Manajemen IFG meyakini perusahaan nasional itu dapat memimpin pasar asuransi jiwa, yang sebelumnya pernah dipegang PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Direktur Bisnis IFG Pantro Silitonga menjelaskan bahwa pendirian IFG Life merupakan bagian dari peta jalan (roadmap) grup itu untuk memiliki bisnis di sektor asuransi jiwa, kesehatan, dan pengelolaan dana pensiun. Perusahaan baru itu pun diyakini dapat tumbuh karena masih rendahnya penetrasi asuransi.
“Kami juga optimistis IFG Life dapat diterima masyarakat sebagai perusahaan asuransi baru dengan produk-produk yang aman, menguntungkan, dengan pelayanan yang berkualitas. Kami menargetkan IFG Life dapat beroperasi mulai Januari 2021” ucap ujar Pantro pada Minggu (6/12/2020) melalui keterangan tertulis.
Dia meyakini bahwa masuknya IFG Life sebagai anggota baru holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor asuransi dan penjaminan, perseroan akan menjadi perusahaan asuransi yang besar dan kuat. Hal tersebut didukung oleh diperolehnya restu Komisi VI DPR terkait penyertaan modal negara (PMN) Rp22 triliun untuk pendirian IFG Life.
Menurut Pantro, dalam rangka mewujudkan perusahaan asuransi yang kuat, profitable, dan berkelanjutan, manajemen IFG akan menerapkan sejumlah standarisasi pada saat menjalankan bisnis IFG Life. Selain menyiapkan produk-produk asuransi yang mampu menjawab kebutuhan pasar, pengelolaan bisnisnya pun akan berorientasi pada penerbitan produk-produk dengan janji manfaat yang realistis tapi berkelanjutan.
“Paralel kami juga akan menerapkan standarisasi yang aman pada sistem pengelolaan investasi perusahaan, pemanfaatan teknologi informasi termutakhir, hingga menerapkan prinsip good corporate governance pada saat menjalankan roda bisnis perusahaan. Dengan begitu kami yakin IFG Life akan menjadi pemain baru dengan potensi bisnis yang besar dan sustainable,” ujar Pantro.
Seperti diketahui, pada Senin (30/12/2020) pemerintah bersama Komisi VI DPR telah menyetujui rencana PMN ke IFG. Suntikan modal itu akan ditambah dengan dana Rp4,7 triliun yang berasal dari setoran dividen anggota holding asuransi dan pembiayaan, sehingga total dana yang disiapkan untuk IFG Life mencapai Rp26,7 triliun.
Modal yang telah digenggam IFG Life membuatnya dapat berada di jajaran atas perusahaan asuransi jiwa dengan aset tertinggi. Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, Jiwasraya pernah menjadi pemimpin pasar asuransi jiwa beberapa tahun yang lalu, yakni pada 2017 saat total aset Jiwasraya mencapai Rp45,68 triliun sehingga menempati peringkat kedua perusahaan asuransi jiwa dengan aset tertinggi di Indonesia.
Namun, capaian itu diperoleh melalui polis saving plan yang kemudian diketahui sebagai skema ponzi. Pada 2017, Jiwasraya mencatatkan total premi Rp21,91 triliun, 75,3 persen di antaranya atau Rp16,54 triliun berasal dari produk saving plan.
Hanya dalam setahun, yakni pada 2018 saat perseroan mengumumkan gagal bayar, total premi menyusut jadi Rp10,67 triliun dan premi saving plan hanya 51,1 persen di antaranya atau Rp5,46 triliun. Produk itu pun menjadi biang keladi ambruknya kondisi keuangan Jiwasraya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn