IFG Life secara resmi telah memperoleh izin pembentukan perusahaan. Keberadaan komisaris dan direksi merupakan salah satu syarat yang sudah dipenuhi perseroan.
Izin pembentukan perusahaan bagi IFG Life dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau HAM (Kemenkumham). Artinya, secara badan hukum, IFG Life sudah resmi terbentuk dan sudah memulai aktivitasnya.
Meskipun begitu, perseroan masih menunggu terbitnya izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bisa menjalankan bisnis asuransi jiwa. Proses pengajuan telah berjalan dan manajemen IFG Life sudah melengkapi persyaratan kepada otoritas.
Lantas, siapa orang-orang yang menakhodai IFG Life saat ini? Pemerintah telah menunjuk dua orang untuk menduduki jabatan strategis, komisaris dan direksi di perusahaan yang akan menanggung beban masalah Jiwasraya itu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis, kursi komisaris IFG Life akan diduduki orang dari lingkaran terdekat perseroan, yakni Pantro Pander Silitonga. Saat ini dia menjabat sebagai Direktur Bisnis Indonesia Financial Group (IFG), induk usaha dari IFG Life.
Pantro membenarkan informasi tersebut. Dia ditunjuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 21 Oktober 2020 sebagai satu-satunya komisaris di IFG Life.
Menurutnya, IFG Life sudah mengantongi sejumlah nama komisaris dan direksi lainnya untuk diajukan ke OJK. Pengajuan itu berjalan beriringan dengan proses pengajuan izin operasional, sehingga saat beroperasi IFG Life akan memiliki jumlah direksi sesuai ketentuan minimal.
“Sudah ada calonnya [komisaris] yang sedang melalui proses persetujuan OJK, untuk saat ini direksi juga baru satu orang,” ujar Pantro ).
Pantro belum tercatat sebagai komisaris definitif di IFG Life. Dia masih menunggu persetujuan OJK terkait penunjukannya sebagai pejabat perusahaan yang sempat bernama Nusantara Life itu.
Selain Pantro, berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis, pemerintah pun menunjuk Andy Samuel sebagai Direksi IFG Life. Saat ini dia menjabat sebagai Komisaris PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re), bagian dari grup Tugu, yang juga merupakan anggota grup PT Pertamina (Persero).
Hingga tulisan ini diterbitkan, Andy belum memberikan konfirmasi terkait informasi tersebut. Dia hanya membaca pesan WhatsApp dari Bisnis, terlihat dari tanda ceklis biru dalam pesannya.
Sebelumnya Andy pernah menjabat sebagai Direktur Teknik PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (Tugu Insurance). Dia pun pernah berkarir di PT AIG Insurance Indonesia dan PT Asuransi Tokio Marine Indonesia.
Penunjukkan Andy selaku sejalan dengan pernyataan Direktur Utama IFG Robertus Bilitea bahwa kursi eksekutif IFG Life akan diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang asuransi. Orang-orang itu dinilai dapat memaksimalkan tugas IFG Life untuk memperkuat penjualan proteksi.
“Ya, susunan pengurus [IFG Life] berasal dari industri asuransi,” ujar Robertus .
OPTIMISTIS UNGGUL
Dalam kesempatan terpisah, Pantro menjabarkan bahwa pendirian IFG Life merupakan bagian dari peta jalan (roadmap) IFG untuk memiliki bisnis di sektor asuransi jiwa, kesehatan, dan pengelolaan dana pensiun. Pihaknya optimistis IFG Life akan menjadi perusahaan asuransi yang besar dan kuat.
“Kami juga optimistis IFG Life dapat diterima masyarakat sebagai perusahaan asuransi baru dengan produk-produk yang aman, menguntungkan, dengan pelayanan yang berkualitas. Kami menargetkan IFG Life dapat beroperasi mulai Januari 2021,” ujar Pantro.
Perseroan tercatat memiliki target pasar yang luas, yakni berasal dari ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan masyarakat umum. Selain itu, IFG Life pun akan melanjutkan pengelolaan polis-polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi.
“IFG Life juga akan membidik ceruk pasar asuransi Indonesia yang potensinya masih sangat besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan IFG Life akan bermain di pasar Asean beberapa waktu mendatang,” ujar Pantro.
Sumber Bisnis, edit koranbumn