Produsen beton pracetak, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) belum dapat memaksimalkan kapasitas produksi lantaran pandemi yang mengakibatkan lalu lintas bahan baku harus mengalami penyesuaian. Yushadi, Head of Investor Relations & Public Relation WTON mencontohkan, untuk pengantaran material dari truk harus dikurangi lantaran penerapan physical distancing.
“Sehingga ada penurunan utilisasi di pabrikan, yang mana per Maret hanya 61%, padahal tahun lalu bisa 79%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6). Pandemi juga berpeluang menurunkan permintaan beton pracetak, sehingga perseroan bakal menunda investasi baru dan rencana penambahan kapasitas di tahun ini.
Awal mulanya WTON tercatat tengah merancang peningkatan kapasitas produksi menjadi 4,4 juta ton per tahun dari kapasitas produksi di tahun lalu yang berkisar 4 juta ton. Menurut Yushadi sampai akhir tahun ini kapasitas produksi perseroan diperkirakan hanya berkisar 4,1 juta ton.
“Ada penambahan 100 ribu ton dari lini produksi di Sumatera Tengah,” terangnya. Pembangunan pabrik di Boyolali, Pasuruan dan lainnya harus mengalami penundaan, sehingga bakal ada perubahan anggaran belanja modal di tahun ini.
Yushadi bilang, awalnya capital expenditure yang dipersiapkan tahun ini berkisar Rp 947 miliar, namun karena situasi pandemi dan potensi perlambatan ekonomi WTON akan mengkaji ulang besaran yang akan digunakan.
Mengenai target pendapatan tahun ini, perusahaan belum dapat membeberkan detailnya, namun kemungkinan target yang dicanangkan di awal tahun harus dikoreksi. Melihat laporan keuangan kuartal-I 2020, penjualan produk beton di beberapa daerah mencatatkan penurunan.
Seperti area Sumatera Selatan turun 28,15% year on year (yoy) menjadi Rp 71,72 miliar di triwulan pertama tahun ini dan area Jawa Tengah juga anjlok 67,27% yoy menjadi Rp 51,94 miliar. Sedangkan penjualan produk beton di area Jakarta tetap naik 19,1% yoy dan menyumbang kisaran 30% dari total revenue saat itu atau senilai Rp 350,88 miliar.
Sumber Kontan, edit koranbumn