Pandemi Covid-19 membuat transaksi e-money, uang elektronik berbasis chip milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalamai penurunan. Hal itu karena lebih dari 80 persen transaksi berasal dari sektor transportasi, sedangkan pandemi membuat mobilitas masyarakat terbatas.
Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, menjelaskan pada awal tahun ini bisnis e-money masih berjalan lancar bahkan cenderung meningkat sampai dengan Februari. Bisnis e-money mulai terdampak pandemi Covid-19 pada Maret sampai dengan saat ini, seiring dengan penerapan kebijakan work from home dan PSBB.
“Tren penurunan mulai terlihat sejak diberlakukannya anjuran pemerintah untuk beraktivitas di rumah sejak pertengahan Maret lalu,” terangnya, dikutip Senin (28/9/2020).
Thomas menyebut dampak terbesar terlihat pada April 2020. Pada bulan tersebut transaksi e-money mengalami penurunan 50-60 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Tren transaksi e-money pada Agustus 2020 masih mengalami penurunan sebesar 30 persen secara year on year. Namun, volume transaksi pada bulan tersebut cenderung stabil secara month to month.
“Penggunaan e-money paling banyak digunakan untuk transaksi pada bidang transportasi. Di mana share penggunaan lebih dari 80 persen dari total penggunaan e-money di semua sektor,” katanya.
Untuk mencapai target hingga akhir tahun, Bank Mandiri terus memperluas acceptance e-money, menyediakan sarana isi ulang, membangun cashless society, meningkatkan produksi kartu, memudahkan akses pembelian kartu untuk customer, edukasi, hingga menghadirkan e-money dengan tampilan desain khusus yang menarik.
Perseroan juga menyelenggarakan promo menarik berkerja sama dengan merchant retail, untuk meningkatkan transaksi. Saat ini total merchant yang bisa menerima transaksi pembayaran lewat e-money lebih dari 60.000 lokasi seperti di sektor transportasi, SPBU berlogo e-Money, vending machine berlogo eMoney, serta merchant retail seperti Indomaret, Alfagroup, Sogo, Gunung Agung, HokBen, Solaria, Yoshinoya, dan merchant lainnya berlogo eMoney.
Thomas menyebut saat ini kartu e-Money yang beredar hampir mencapai 22 juta, atau meningkat hampir 20 persen secara yoy. Sampai dengan akhir tahun, perseroan menargetkan kartu e-Money yang beredar mencapai sekitar 23 juta kartu.
Perseroan berharap kinerja e-Money kembali moncer setelah vaksin pertama disuntikkan. “Sementara targetnya belum revisi, masih di 23 juta kartu karena kondisi pandemi Covid-19 ini masih menekan penjualan e-money,” imbuhnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn