Emiten farmasi pelat merah, PT Indofarma Tbk INAF) mencarter satu pesawat Garuda Indonesia untuk menjemput bahan baku obat (BBO) Oseltamivir atau obat penyembuhan corona ke India.
Upaya ini dilakukan Indofarma karena India sudah menerapkan lockdown sehingga tidak ada transportasi yang tersedia untuk mengirimkan obat ke Indonesia.
Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno mengungkapkan Kamis pekan lalu (9/4) Indofarma bekerjasama dengan holding PT Biofarma dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjemput 50 kg BBO Oseltamivir dari India, tepatnya dari Mylan Hyderabat.
Herry bilang biaya penjemputan sangat mahal. Namun, ini menjadi beban Group Holding Farmasi BUMN. “Pada suatu titik, biaya menjadi tidak penting saat kita bicara keselamatan jiwa masyarakat, bangsa dan negara,” jelasnya
Sebagai informasi, sebenarnya Oseltamivir adalah Tamiflu, obat untuk flu burung. Herry menjelaskan saat ini Oseltamivir menjadi pilihan dari para ahli, mengingat obat corona belum ditemukan dan stok nasional kosong, sedangkan izin produksi ada di Indofarma.
Herry bilang 50 kg BBO Oseltamivir akan dibuat menjadi 500.000 tablet obat dan akan didistribusikan dalam bentuk business to business (B2B) ke sejumlah rumahsakit. Namun Herry menegaskan sampai dengan saat ini harga obat masih sama, tidak ada pengecualian meski dijemput khusus menggunakan pesawat.
Herry mengungkapkan dari hasil BBO yang didapat pekan lalu, sudah diproduksi 240.000 tablet. Adapun obat tersebut sudah didistribusikan ke RS BUMN, RS pemerintah, dan RS lainnya yang membutuhkan.
“Selebihnya hari Rabu akan kami selesaikan sisanya,” jelasnya.
Pada pekan ini, Herry mengakui Indofarma telah mendapatkan bahan baku Oseltamivir lagi sebanyak 150 kg dari perusahaan lain di India.
Mengingat India memperpanjang masa lockdown hingga 30 April 2020, Herry bilang sekiranya sampai minggu ketiga tidak ada kepastian transportasi, Indofarma bersama holding farmasi BUMN akan mempertimbangkan untuk carter pesawat lagi.
Sumber Kontan, edit koranbumn