Dalam mendukung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong inovasi dan penguatan ekosistem keuangan nasional melalui pengembangan Bank Emas oleh PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap investasi emas dan optimalisasi aset emas nasional.
Hal ini dikukuhkan dalam Peresmian Bank Emas (Bullion Services) Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia di Gade Tower, Jakarta, Rabu (26/2) oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Hadir dalam Peresmian tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto; Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia; Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani; Menteri Perdagangan, Budi Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar; Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Agus Subiyanto; Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun; Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria; Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo; Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Ma’ruf; Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, Para Duta Besar Negara Sahabat; dan para Direktur Utama serta Komisaris Utama BUMN.
Presiden Prabowo dalam sambutannya menyampaikan, menjelang 80 tahun negara Merdeka, Indonesia pertama kali dalam sejarah memiliki Bank Emas. Presiden Prabowo mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras selama lebih dari 4 tahun mewujudkan Bank Emas tersebut.
“Hari ini, menjelang 80 tahun kita Merdeka, dengan bangga pertama kali dalam Sejarah Bangsa Indonesia yang punya cadangan emas ke-6 terbesar di dunia, untuk yang pertama kali akan memiliki Bank Emas. Saya ucapkan terima kasih kepada semua unsur yang sudah bekerja keras. Penghargaan saya kepada Menteri Perekonomian, Menteri BUMN, semua Direksi Bank Himbara, Direksi Pegadaian, Direksi Bank Syariah Indonesia, dan semua yang bekerja keras sehingga hari ini kita memiliki ekosistem layanan bank emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia yang merupakan Bank Emas pertama di Republik kita,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menjelaskan, produksi emas naik dari 100 ton per tahun menjadi 160 ton. Ekosistem pelayanan perlu perbaikan untuk mempercepat tabungan dan meningkatkan Cadangan emas.
Dengan adanya Bank Emas ini, Presiden Prabowo memberikan arahan untuk memperbaiki ekosistem pelayanan yang akan semakin mempercepat Tabungan emas dan meningkatkan cadangan-cadangan emas Indonesia.
“Saya kira apa yang tadi diperlihatkan sesuatu yang sangat membanggakan, kita harapkan bahwa ini akan meningkatkan Produksi Domestik Bruto kita kurang lebih bisa menambah Rp245 Triliun. Kemudian, memperluas devisa, membantu menghemat devisa negara karena dari hulu hingga hilir karena emas akan diolah dan disimpan di dalam negeri dan tidak mengalir ke luar negeri, serta meningkatkan juga pengendalian stabilitas moniter melalui mekansime likuiditas emas kepada bank emas serta melakukan transaksi emas di dalam negeri,” jelas Presiden Prabowo.
Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam sambutannya menyatakan bahwa peresmian Bank Emas ini adalah sebuah langkah historis bagi Indonesia. Erick mengungkapkan, ini merupakan Langkah strategis yang diambil oleh Bapak Presiden, mengingat Indonesia adalah negara dengan cadangan emas terbesar k-6 di dunia sebesar 2.600 ton. Di sisi lain, simpanan emas Batangan nasional menempati peringkat ke-45 dunia.
“Alhamdulillah, ini adalah sejarah yang luar biasa. Dengan dukungan penuh dari Presiden, serta kerja sama seluruh kementerian dan pihak terkait, hari ini kita resmi meluncurkan sebuah ekosistem, alur pasok, dan perdagangan emas nasional. Ini membuktikan bahwa Indonesia mampu melangkah maju dan mandiri,” ujar Erick Thohir.
Erick menambahkan, saat ini, Indonesia memiliki cadangan emas sekitar 201 ton, jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Singapura yang memiliki 228 ton. Meski demikian, dengan percepatan produksi emas nasional, cadangan emas Indonesia diproyeksikan meningkat secara signifikan dalam lima tahun ke depan.
“Dalam waktu 5 tahun, berdasarkan paparan dari Pegadaian saja, bisa meningkat sampai 219 ton, belum di BSI kalau 219 ton saat ini maka 5 tahun ke depan sudah hampir 440 ton, jadi ini sebuah peningkatan yang luar biasa dalam waktu 5 tahun,” jelas Erick
Bank Emas ini juga akan menjadi solusi bagi masyarakat yang selama ini menyimpan emas secara pribadi dan belum masuk ke dalam system keuangan formal. Diperkirakan terdapat sekitar 1.800 ton emas yang beredar di masyarakat dalam berbagai bentuk.
Melalui layanan seperti tabungan emas, gadai emas, serta perdagangan emas yang dikelola secara profesional, masyarakat diharapkan dapat lebih percaya pada sistem keuangan formal yang aman dan transparan.
“Karena itu, kita ingin mengundang mereka untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan yang formal, memang kita harus mulai meyakinkan, menggedor mereka bahwa ini sistem keuangan yang aman buat mereka. Di sini, tentu pelayanan selain Tabungan emas, gadai emas, ini yang akan memudahkan Masyarakat untuk mengalirkan bagaimana mereka bisa mulai menjadi bagian dari perdagangan emas nasional. Tadi di sampaikan, ada pembiayaan emas, penitipan emas, dan tentu perdagangan emas secara langsung,” lanjutnya.
Erick, lebih jauh menjelaskan, bahwa hadirnya Bank Emas ini sejalan dengan visi Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%. “Kehadiran Bank Emas ini juga bertujuan untuk memperluas inklusi keuangan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” lanjutnya.
Pada akhir Desember 2024, Pegadaian yang tergabung dalam Holding BRI resmi mengantongi izin untuk menjalankan kegiatan usaha bullion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan izin tersebut, Pegadaian dapat menyediakan layanan Deposito Emas, Pinjaman Modal Kerja Emas, Jasa Titipan Emas Korporasi, hingga Perdagangan Emas. Infrastruktur Pegadaian yang telah mapan, termasuk ruang penyimpanan emas berstandar internasional terbesar di Indonesia, menjadikannya lembaga yang kompeten dalam pengelolaan bullion.
Sebagai bagian dari Holding BRI, Pegadaian memiliki infrastruktur yang kuat dalam bisnis bulion. Dengan lebih dari 90% agunan gadai berupa emas, ruang penyimpanan emas berstandar internasional terbesar di Indonesia, serta berbagai produk emas yang inovatif, Pegadaian siap menjadi salah satu lembaga utama dalam penyaluran dan pengelolaan investasi emas di Tanah Air.
Sejak meluncurkan fitur Deposito Emas melalui aplikasi Pegadaian Digital pada 15 Januari 2025, Pegadaian telah mencatat saldo Deposito Emas lebih dari 300 kilogram. Kehadiran layanan bulion ini diharapkan semakin mempermudah masyarakat dalam berinvestasi emas serta mengoptimalkan aset emas mereka melalui berbagai produk Pegadaian.
Selain Pegadaian, BSI juga resmi meluncurkan layanan bank emas pada tahun 2025 dengan fokus pada dua lini utama, yaitu penitipan emas dan perdagangan emas. Dengan ekosistem ekonomi syariah yang mengelola bisnis emas secara end-to-end, BSI bertekad menjadi market leader dalam usaha bank emas syariah di Indonesia.
Nasabah BSI kini dapat dengan mudah membeli dan menyimpan emas melalui produk Tabungan E-mas BSI yang tersedia di aplikasi BYOND by BSI. Produk ini dirancang secara inklusif dan digital, memungkinkan masyarakat untuk memulai investasi emas dengan nominal terjangkau, mulai dari 0,05 gram atau kurang dari Rp100 ribu. Aksesibilitas ini memberikan kemudahan bagi investor pemula maupun mereka yang ingin mengembangkan portofolio emas mereka.
Selain itu, BSI akan terus mengembangkan layanan emas lainnya, termasuk pembiayaan emas dan penyimpanan emas. Saat ini, total emas yang dikelola BSI mencapai sekitar 17 ton. Perseroan juga memperkuat ekosistem emasnya dengan layanan Gadai Emas, Cicil Emas, dan Tabungan E-mas.
Sepanjang tahun 2024, bisnis emas BSI mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan. Bisnis ini tumbuh 78,18% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan produk Cicil Emas mencatat lonjakan 177,42% (yoy) mencapai Rp6,4 triliun, sementara Gadai Emas juga meningkat sebesar 31,3% (yoy).
Dengan inovasi dan pengembangan yang terus dilakukan, baik Pegadaian maupun BSI optimistis dapat semakin memperkuat ekosistem investasi emas di Indonesia, memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis emas yang lebih inklusif dan berkelanjutan.